Jumat, 22 November 2024

FK Unpad Nyatakan Dukungan Berantas Perundungan Sampai Lingkungan Kerja

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Foto: Undip

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) menyatakan dukungannya untuk memberantas perundungan baik di lingkungan akademik, sampai pada lingkungan kerja.

Prof Yudi Mulyana Hidayat Dekan FK Unpad mengatakan pada lingkungan pendidikan, fakultasnya telah melakukan langkah-langkah guna mendukung pemberantasan perundungan sejak 2020.

Langkah-langkah itu yakni pembentukan tim Komisi Anti Bullying Fakultas Kedokteran Unpad-RS Hasan Sadikin, terus mencetak dan mendistribusikan ⁠Buku Pedoman Anti Bullying dan Pelecehan Seksual di kalangan peserta didik, mencetak dan mendistribusikan Buku Pedoman sanksi dan pelaksanaan sanksi ringan sampai pemutusan studi pelaku perundungan.

“Dan menjatuhkan sanksi pada peserta didik maupun dosen pelaku perundungan dengan tingkatan yang disesuaikan dengan kesalahannya,” kata Yudi di Bandung, Kamis (15/8/2024) yang dilansir Antara.

Dengan demikian, menurut Yudi komitmen FK Unpad sangat jelas dan tidak mentolerir perundungan dan memberantas perundungan di pendidikan kedokteran sampai tuntas.

“Setiap mahasiswa juga telah menanda tangani pakta integritas untuk tidak melakukan praktik bullying,” ucap dia.

Sementara di lingkungan kerja, Yudi mengatakan korban perundungan khususnya alumni Fakultas Kedokteran Unpad, akan didampingi oleh fakultas sampai tuntas.

“Korban akan didampingi. Jika menjadi pelaku ada sanksi bagi pelaku dari organisasinya,” ucap dia.

Sebelumnya, seorang dokter RSUD Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro Semarang ditemukan meninggal dunia di rumah kos di Kota Semarang, pada Senin (12/8/2024).

Korban diduga mengakhiri hidupnya di kamar kos di Semarang pada Senin, karena sering mengalami perundungan. Jenazah korban telah dimakamkan oleh pihak keluarga, pada Selasa (13/8/2024) lalu, di Pemakaman Panggung, Tegal.

Abdul Rozak Ketua RT 02 RW 04 Kelurahan Mintaragen, mengatakan bahwa korban, yang masih lajang, dikenal baik di lingkungan sekitar dan sering bersosialisasi.

Sementara, Lenny Herlina Plt Direktur RSUD Kardinah Tegal membenarkan bahwa korban merupakan dokter ASN yang bekerja di RSUD Kardinah sejak 2019. Korban kemudian ditugaskan untuk mengikuti PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro Semarang sejak tahun 2022.

Korban sempat bercerita bahwa ia mengalami cedera yang menyebabkan trauma pada pinggang saat bekerja di ruang operasi. “Penyakit Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau saraf terjepit ini dialaminya sejak tahun pertama mengikuti program PPDS Anestesi,” kata Lenny.

Di lingkungan kerja, korban juga dikenal komunikatif dengan rekan-rekannya. Pihak rumah sakit sendiri berharap masyarakat tidak berspekulasi terkait kematian korban. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs