Dokter Ririen Razika Ramdhani spesialis pulmonologi mengingatkan bahwa terdapat beberapa gejala kanker paru yang perlu diwaspadai dan memerlukan deteksi dini.
Gejala itu biasanya muncul ketika tumor sudah mulai mengenai selaput paru. Gejala utama yang perlu diwaspadai adalah batuk yang berkelanjutan dan sesak napas yang tidak dapat diidentifikasi sebagai akibat dari penyakit lain.
“Hal ini terjadi akibat tumor yang berkembang di dalam saluran napas. Ketika tumor tumbuh cukup besar atau terjadi pengumpulan cairan dalam rongga dada, penyebarannya ke bagian lain dari paru-paru bisa menyebabkan sesak napas,” katanya dilansir dari Antara pada Rabu (14/8/2024).
Selain batuk dan sesak napas, kanker paru juga bisa diidentifikasi jika seseorang mengalami batuk darah. Ini disebabkan oleh tumor yang sudah berada di daerah napas sentral atau di tengah paru-paru, yang dapat melukai pembuluh darah di dalam paru.
Alumnus Universitas Indonesia ini menambahkan, gejala lain yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri dada, yang terjadi karena tumor menekan saraf dan pembuluh darah.
“Yang penting juga harus kita waspadai adalah apabila terjadi pembengkakan di wajah dan lengan yang bisa diakibatkan oleh tumor yang semakin besar dan menekan pembuluh darah,” lanjut Ririen.
Menurutnya, di Indonesia banyak pasien yang datang dengan kondisi tumor yang sudah parah atau berada di stadium lanjut. Sehingga penanganannya menjadi lebih sulit dibandingkan jika didiagnosis sejak awal.
Ia juga menyebutkan bahwa data dari rumah sakit yang menangani kanker paru dan toraks menunjukkan bahwa 92 persen kasus kanker paru terjadi pada usia antara 40 hingga 60 tahun, dengan sebagian besar penderitanya adalah laki-laki.
Deteksi dini dan skrining sangat diperlukan untuk mendeteksi gejala kanker paru, termasuk dengan cara melakukan pemeriksaan mandiri dan mengontrol faktor risiko yang dapat dicegah, seperti menghindari rokok, paparan polusi, dan pekerjaan yang berisiko seperti paparan asbes.
“Kita berupaya untuk menurunkan angka kasus baru kanker paru dengan melakukan upaya pencegahan dan memperhatikan faktor risiko, terutama faktor risiko yang dapat dikontrol, sehingga kita dapat menurunkan angka kasus baru kanker paru,” kata Ririen.
Bagi seseorang yang sudah terpapar oleh faktor risiko tersebut, disarankan untuk melakukan program skrining dan deteksi lebih lanjut dengan pemeriksaan seperti Low Dose CT Scan guna meningkatkan harapan hidup. (ant/saf/ipg)