Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat ada 308 kasus gagal ginjal kronis selama semester awal 2024.
Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, jumlah itu berdasarkan The 10th revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD-10).
“Berdasarkan data diagnosis ICD X di faskes (fasilitas kesehatan) Kota Surabaya sampai dengan Juni 2024 menunjukkan bahwa kasus Gagal Ginjal Kronis (GGK) sebanyak 308 kasus,” papar Nanik pada Selasa (13/8/2024).
Dari 308 kasus, satu di antaranya kelompok usia remaja yaktu 17 tahun dan sedang menjalani perawatan hemodialisa.
Menurutnya, penyebab gagal ginjal beragam, mulai kelainan bawaan, dipicu penyakit kronis lain, dehidrasi berat, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, hingga gaya hidup tidak sehat.
“Sering mengonsumsi minuman manis kemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi dalam jangka waktu panjang dan tidak terkontrol,” tambahnya.
Untuk menangani dan mencegah kasus, Nanik menyebut dinkes sudah berupaya meningkatkan edukasi, kewaspadaan, pemantauan dan pengawasan, dan penyelidikan epidemiologi jika ada kasus.
Nanik juga memastikan semua faskes merujuk pasien bergejala gagal ginjal langsung ke rumah sakit.
“Demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk, pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare, muntah). Urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari). Warna urin (pekat atau kecoklatan),” tandasnya. (lta/saf/ham)