Mahasiswa Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ciptakan Busticpray (Busway Automatic Spray) bagi pengendara motor nakal yang melanggar lalu lintas.
Berbasis pemrosesan gambar, alat ini akan menyemprotkan air secara otomatis ke arah pengendara guna memberi efek jera.
Hiruk pikuk lalu lintas di kota besar, kemacetan parah, membuat banyak pengendara motor lebih memilih jalan alternatif lain, bahkan dengan nekat melintasi jalur yang dilarang.
Di Jakarta misalnya, meski tahu apabila melewati jalur khusus bus Trans Jakarta (busway) dilarang dan berbahaya, pengendara motor tetap saja acuh.
Viko Dian Nano, Aris Setiawan dan Ian Haikal Amir Akbar yang menciptakan alat semprot air otomatis dengan nama Busticpray. Alat ini nantinya akan dipasang di tepi jalur bus sebagai perangkap.
Tim ini mengklaim, alat buatannya akan mampu memberi efek jera lebih bagi pengendara motor yang nekat melewati jalur khusus bus ini.
Pada mulanya, ide pembuatan Busticpray memang dikhususkan untuk mengawasi pelanggaran di jalur khusus bus Trans Jakarta.
Akan tetapi, Busticpray buatannya juga dapat diterapkan di trotoar kota-kota lainnya guna mengawasi jenis-jenis pelanggaran lain. “Melewati trotoar atau tidak memakai helm bisa saja terdeteksi, tinggal merubah programnya,” terang Viko Dian Nano yang akrab disapa Viko ini.
Menurutnya, penindakan berupa tilang yang selama ini diterapkan oleh polisi tidak begitu membantu.
Banyak pengendara yang mencuri-curi kesempatan apabila tidak ada pengawasan polisi. Berdasar hal itulah, Viko bersama dua rekannya akhirnya memiliki ide memasang perangkap di tepi jalan ini.
Memanfaatkan kamera sebagai pendeteksi, ia menjelaskan bahwa alat akan otomatis menyemburkan air apabila terdapat pengendara yang melanggar sedang melintas dan terekam oleh kamera.
Menurut Viko, sistem ini dinamakan image processing. Alat menangkap gambar dengan kamera kemudian melihat kesesuaian objek yang telah ditentukan.
“Dari rekaman tersebut, microcontroller raspberry pi yang kami gunakan akan memicu modul relay, menyalakan pompa, dan menyemprotkan air,” terang mahasiswa asal Malang ini.
Viko menuturkan, selain berguna sebagai perangkap, gambar yang terekam kamera juga dapat membantu kepolisian untuk menindaklanjuti pelaku.
“Plat nomor pelanggar dapat tedeteksi, sehingga hukuman berupa tilang tetap bisa diberlakukan,” ungkap Viko lagi.
Vico menambahkan, Busticpray yang merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) terdanai ini masih butuh pembenahan di bagian kemasan.
“Kami hanya membungkus mekanik yang ada dalam boks agar rapi, mungkin akan ada ide agar lebih praktis lagi,” pungkas Viko.(tok/ipg)