Senin, 25 November 2024

PM Malaysia Mengaku Sudah Ajukan Permohonan Keanggotaan BRICS

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Anwar Ibrahim Perdana Menteri Malaysia (kiri) saat menerima Sergey Lavrov Menteri Luar Negeri Rusia di Putrajaya pada Minggu (28/7/2024). Foto: Ministry of Foreign Affairs of Russia

Anwar Ibrahim Perdana Menteri Malaysia mengatakan, pihaknya telah mengirimkan permohonan kepada Rusia untuk bergabung dengan organisasi antarpemerintah BRICS.

Rusia merupakan ketua organisasi yang juga terdiri dari Brasil, India, China, dan Afrika Selatan tersebut.

Anwar mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kantor Perdana Menteri bahwa keinginan Malaysia untuk bergabung dengan organisasi BRICS adalah inti utama dari diskusinya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang berkunjung ke Kompleks Seri Perdana, Minggu.

“Malaysia telah mengirim surat permohonan untuk bergabung dengan organisasi (BRICS) kepada Rusia sebagai ketua BRICS, selain menyatakan keterbukaan untuk berpartisipasi sebagai negara anggota atau mitra strategis,” katan dilansir dari Antara, Minggu (28/7/2024).

Pada 18 Juni, Anwar memastikan niat Malaysia untuk bergabung dengan BRICS kepada Luiz Inacio Lula da Silva Presiden Brasil.

BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, didirikan pada tahun 2009 sebagai platform kerjasama untuk ekonomi berkembang, dengan Afrika Selatan bergabung dengan blok tersebut pada tahun 2010. Blok ini sekarang telah diperluas untuk mencakup Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab.

BRICS kini menyumbang seperempat dari ekonomi global, mencakup seperlima dari perdagangan global, dan mewakili sekitar 40 persen dari populasi dunia.

Sebelumnya, Lavrov dan delegasinya, yang tiba di Kompleks Seri Perdana pada Minggu pagi. Ia disambut oleh Mohamad Hasan Menteri Luar Negeri.

Selama pertemuan yang berlangsung hampir satu jam, Anwar dan Lavrov juga membahas penguatan hubungan Malaysia-Rusia dan memperluas kerjasama di berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, keamanan, pertahanan, pendidikan tinggi, sains dan teknologi, pariwisata, dan budaya.

Situasi terkini di Palestina juga dibahas, dengan Malaysia menekankan kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata permanen dan bantuan kemanusiaan cepat di Gaza, serta penerimaan Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (ant/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs