Jumat, 22 November 2024

Anggaran Makan Bergizi Rp7.500? Begini Pendapat Dokter Anak dari Segi Pemenuhan Gizi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Paket makanan bergizi gratis dan susu yang dibagikan Kemendag ke siswa SMAN 16 Kota Surabaya sebagai sosialisasi program Prabowo-Gibran, Kamis (25/7/2024). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Kabar pemotongan anggaran program Makan Bergizi Gratis yang awalnya Rp15.000 per anak menjadi setengahnya, yakni Rp7.500 per anak, sampai saat ini masih jadi perdebatan di masyarakat.

Isu itu diketahui pertama berhembus setelah Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran dikabarkan mempertimbangkan memangkas anggaran dari rencana Rp15.000 jadi Rp9.000, sebelum akhirnya jadi Rp7.500 per porsi.

Meski kabar itu sudah dibantah sendiri oleh Gibran Rakabuming Raka selaku Wakil Presiden terpilih lewat simulasi makan gratis di Bogor, Selasa (22/7/2024) kemarin, masyarakat nampaknya masih belum yakin.

Terlebih banyak pula pihak yang berstatemen bahwa anggaran makan Rp7.500 per anak, itu cukup untuk memenuhi asupan gizi. Seperti Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang menilai anggaran tersebut cukup besar untuk daerah tertentu non perkotaan.

Selain itu, Teguh Prakosa Wali Kota Solo yang sebelumnya merupakan wakil Gibran, juga berpendapat bahwa anggaran Rp7.500 per anak cukup untuk dilaksanakan  di Solo. Mengingat, di Solo sendiri beberapa sekolah sudah memiliki tradisi makan siang bersama, dengan menu beragam dan harga terjangkau.

Lantas bagaimana ahli gizi memandang hal ini? sudah cukupkah anggaran Rp7.500 memenuhi kebutuhan gizi setiap anak jika seandainya memang benar-benar dijalankan? dr. Sjamsul Arief Ketua Ikatan Dokter Anak Jawa Timur (IDAI Jatim) yang juga concern dengan pemenuhan gizi anak turut buka suara.

Menurutnya, dengan anggaran Rp7.500, sebenarnya bisa saja memenuhi kebutuhan karbohidrat berupa nasi, lemak berupa ikan laut, dan serat dari sayur-sayuran.

“Tapi, idealnya, mestinya kurang dan tidak cukup. Karbohidrat, lemak, protein mestinya kalau Rp7.500 itu tidak cukup. Apalagi di kota-kota besar Jakarta, Bandung, semuanya (bahan pokok) mahal-mahal,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (25/7/2024) sore.

Dia menegaskan makan siang memang sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Namun, apabila dengan anggaran yang sedikit ditambah sarapan dan makan malam anak kurang sesuai, maka hasilnya akan sama saja.

“Jadi kalau misalkan anggarannya hanya Rp7.500 ya akan kurang untuk memperbaiki gizi anak,” ungkapnya.

“Pesan saya, 1000 hari pertama tolong diperhatikan, terutama susu harus ada, jangan sampai anak diatas satu tahun tidak dapat ASI (air susu ibu) maupun susu formula, tidak baik untuk pertumbuhan kecerdasan maupun psikisnya,” tutupnya. (bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs