Sabtu, 23 November 2024

Ada Plastik di Perut Penyu Mati di Bali

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Pinterest

Tim dari Program Studi (Prodi) S1 Akuakultur, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Undiksha, Singaraja, Bali, menemukan plastik di dalam perut seekor penyu mati di pantai Penarukan, Kecamatan Buleleng.

“Tim Undiksha pada Jumat (13/7/2018) pagi menemukan plastik di dalam perut seekor penyu yang mati terdampar di Pantai Panarukan itu setelah melakukan pembedahan (nekropsi),” kata Gede Iwan Setiabudi Koordinator Program Studi S1 Akuakultur, Undiksha, di Singaraja, Buleleng seperti dilansir Antara, Sabtu (14/7/2018).

Ia memprediksi penyu itu mati akibat memakan plastik, karena tim Undiksha menemukan kerongkongan penyu itu tersumbat plastik, sehingga makanan menumpuk di kerongkongan tidak bisa masuk ke saluran pencernaan dan akhirnya penyu pun mati.

“Penyu yang terdampar di pantai Penarukan itu ditemukan dalam kondisi sudah mati pada Jumat (13/7/2018) pukul 08.00 WITA. Penyu mati itu ditemukan petugas dari Polres Buleleng yang saat itu melakukan sambang pesisir,” katanya.

Setelah itu, petugas Polres yang terdiri atas Kanit Patroli Ipda Dewa Sadnyana dan Kanit Gakum Ipda Ketut Rajindra serta Anggota Sat Pol Airud Polres Buleleng di Pos Sangsit Brigadir Kadek Darma dan Brigadir Ketut Suwidi itu memberitahukan kepada tim Undiksha.

“Kami diminta untuk melakukan pemeriksaan agar mengetahui penyebab kematian penyu itu. Kami melakukan nekropsi di pantai setempat karena kondisi bangkai penyu itu sudah rapuh. Diperkirakan penyu itu sudah mati 5-7 hari sebelumnya, selajutnya bangkainya terdampar di pantai,” kata Iwan.

Ia berterima kasih kepada petugas Polres Buleleng yang sudah memberitahu tim Undiksha tentang penemuan itu sehingga penyebab kematian penyu itu bisa diketahui dan bisa dijadikan pelajaran untuk penyelamatan lingkungan selanjutnya.

“Kasus penyu mati memakan plastik memang banyak ditemukan di Indonesia. Plastik yang berwarna transparan itu mirip dengan ubur-ubur di laut yang menjadi makanan asli dari penyu itu. Plastik itu dikira ubur-ubur,” ujar Iwan.

Tim dari Prodi Akuakultur Undiksha mengharapkan masyarakat yang menemukan penyu atau ikan yang terdampar di perairan juga mau memberitahukan ke Undiksha agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat, apalagi tim Undiksha juga memiliki program pengabdian masyarakat.

“Jika penyu atau ikan yang ditemukan itu masih hidup bisa segera dibawa ke pos konservasi nelayan di pantai Penimbangan. Jika sudah mati bisa dilakukan nekropsi agar kematian hewan laut itu bisa diketahui penyebabnya,” katanya. (ant/bas)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs