Jumat, 22 November 2024

Stafsus Menteri BUMN: Penunjukan Komisaris dari Parpol Tidak Mengurangi Kinerja Baik BUMN

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Arya Sinulingga Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditemui usai menghadiri jumpa pers Indonesia Brand Forum di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (24/7/2024). Foto: Antara

Arya Sinulingga Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, penunjukan komisaris baru yang berasal dari partai politik (parpol) pada beberapa BUMN, tidak akan mempengaruhi kinerja baik yang sudah dicapai.

“Waktu awal Pak Erick Thohir, ada nggak partai-partai politik komisarisnya? Banyak, tapi kinerjanya bagus enggak? Kan bagus, dividen dari Rp42 triliun sekarang Rp84 triliun, kan sudah jelas itu,” ujar Arya ditemui di Jakarta, Rabu (24/7/2024) dilansir Antara.

Dia menjelaskan, BUMN merupakan perusahaan yang berjalan mengikuti arah kebijakan pemerintah. Sehingga, tidak akan terlepas pada urusan politis.

Dalam setiap aksi korporasi, menurutnya BUMN harus meminta persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mulai dari merger, penjualan sebagian saham perusahaan atau IPO, hingga penambahan modal.

“BUMN enggak pernah terlepas dari politik, karena ketika mau merger lapor ke DPR, kalau swasta ada lapor DPR? Mau bikin holding lapor DPR, swasta enggak ada kayak gini, dan itu adalah politik. Jangan politik itu dianggap negatif, positif itu,” kata Arya.

Diketahui, Erick Thohir Menteri BUMN baru saja mengangkat Fauzi Baadilla sebagai Komisaris PT Pos Indonesia, Burhanuddin Abdullah sebagai Komisaris Utama PLN dan Andi Arief sebagai Komisaris Independen PT PLN (Persero).

Arya menyatakan, penunjukan Fauzi Badillah dinilai tepat lantaran arah bisnis PT Pos Indonesia adalah mengawinkan aset-aset milik perusahaan logistik tersebut dengan ekonomi kreatif.

“PT Pos melakukan perubahan-perubahan transformasi terhadap apa yang namanya kreatif, digital dan sebagainya. Berapa banyak asetnya PT Pos yang harus kami berdayakan dengan digabungkan dengan industri kreatif,” ucap Arya.

“Kami butuh yang namanya Fauzi Baadillah. Karena dia menuju ke sana, kita menuju ke arah mengawinkan PT Pos ini dengan industri kreatif, banyak banget asetnya kita,” lanjutnya.

Terkait penunjukan Burhanuddin dan Andi Arief, sebut Arya, keduanya telah memiliki pengalaman sebagai komisaris. Sehingga, tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.

“Andi Arief berpengalaman jadi komisaris kenapa dipertanyakan. Kalau Burhanuddin, kamu meragukan ilmunya? Dari soal kemampuan Burhanuddin Abdullah untuk mengawasi PLN bisa diadu ilmunya,” imbuhnya.

Arya menegaskan, penunjukan komisaris baru tidak akan mempengaruhi kinerja BUMN yang telah bertransformasi seperti saat ini.

“Artinya, walaup ada unsur komisaris di BUMN, kami buktikan ternyata kinerjanya kinclong. Dulu aset di bawah, sekarang naik, rasio utang turun. Kami sudah buktikan walau komisarisnya ada unsur politiknya, kinerjanya kinclong kok,” tandasnya.(ant/bil/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs