Jumat, 22 November 2024

Membangun Internet Ramah Anak, KPAI Gandeng Empat Lembaga Penting

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Anak menggunakan internet didampingi orangtua. Ilustrasi - Anak menggunakan internet didampingi orangtua. Foto: Pexels

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjalin kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk memperkuat layanan internet sehat bagi anak-anak, jelang Hari Anak Nasional (HAN) 2024 pada Selasa (23/7/2024).

“Ini salah satu poin penting di hari anak 2024, anak cerdas internet sehat. Untuk itu, kami sedang melakukan langkah strategis MoU dengan PPATK dan Kemkominfo serta Polri. Penandatanganan MoU ini akan dilakukan dalam waktu dekat, paling lambat satu atau dua minggu lagi,” kata Ai Maryati Ketua KPAI dilansir dari Antara pada Senin (22/7/2024).

Lebih lanjut, Ai Maryati menjelaskan bahwa MoU tersebut mencakup beberapa poin penting. Mulai dari memastikan anak terbebas dari situasi kekerasan di internet, menyusun peta jalan perlindungan anak di ranah daring, Menyelenggarakan sistem transaksi elektronik yang ramah anak.

Hasil kajian KPAI selama tiga bulan terakhir menunjukkan adanya peningkatan kasus penyalahgunaan layanan internet yang melibatkan anak, seperti pornografi online, judi online, kekerasan online, grooming, pemerasan, bahkan hingga perdagangan orang (TPPO).

Selain itu, KPAI juga menemukan bahwa peningkatan kasus-kasus ini kerap kali disebabkan oleh kemudahan akses anak terhadap layanan transaksi dana digital tanpa pengawasan orang tua.

“Kami menemukan banyak pola pembayaran dana digital yang merujuk pada transaksi seksual komersial terhadap anak, seperti tawaran top up game online dengan imbalan gambar diri yang sensual atau bahkan foto area privasi,” kata Ai.

Oleh karena itu, KPAI menilai bahwa kolaborasi lintas kementerian dan lembaga ini memungkinkan adanya investigasi dengan metode “follow the money” untuk menangkap pelaku hingga jaringannya jika ditemukan kasus serupa yang melibatkan anak.

“Secara konvensional, di tingkat Polsek dan Polres, belum semua menggunakan pendekatan siber, bahkan mungkin di tingkat Polda pun demikian. Oleh karena itu, alat untuk melihat transaksi keuangan yang mencurigakan sangat dibutuhkan,” kata Ai.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan internet yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak di Indonesia, sehingga mereka dapat memanfaatkan internet dengan bijak dan terhindar dari berbagai bahaya online. (ant/saf)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs