Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan 44 poin atau 0,27 persen, menjadi Rp 16.235, Senin (22/7/2024).
Melorotnya kurs rupiah dipengaruhi beberapa faktor, mulai keputusan bank sentral China yang memangkas suku bunga pinjaman, hingga mundurnya Joe Biden dari Pilpres AS.
“Melihat pergerakan rupiah versus dolar AS yang masih konsolidasi, rupiah kelihatannya masih akan sulit menguat terhadap dolar AS pekan ini kecuali data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini menunjukkan penurunan,” kata Ariston Tjendra pengamat pasar uang, dilansir Antara.
Menurut Ariston, keputusan bank sentral China untuk memangkas suku bunga pinjaman sebesar 10 basis poin, bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko termasuk rupiah hari ini.
China berusaha mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan belanja masyarakatnya dengan memangkas biaya kredit. Hal itu bisa berimbas positif ke perekonomian negara-negara di kawasan.
Sementara di sisi lain, pengunduran diri Joe Biden dari pencalonan Presiden Amerika Serikat juga memberikan pengaruh karena peluang Donald Trump menang semakin besar.
“Dolar AS menguat lagi, karena peluang kemenangan Trump makin besar. Kebijakan Trump yang pro AS akan mendorong penguatan dolar AS ke depannya,” ungkapnya.
Ariston mengatakan potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.220 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.150 per dolar AS. (ant/kir/ham)