Jumat, 22 November 2024

Fenomena Nggandol Truk, Aptrindo Pastikan Sudah Ada SOP Sopir Wajib Melarang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Anak usia SMP menggandol truk di Gresik. Foto: Aris Tri Susilo via WA SS

Asosiasi Pengusaha Trucking Indonesia (Aptrindo) turut buka suara soal kejadian kecelakaan seorang remaja meninggal usai terjatuh dari truk yang digandoli-nya di Jalan Raya Mastrip, tepatnya di depan Gang V Kebraon, Kecamatan Karang Pilang Surabaya, Sabtu (20/7/2024) siang.

I Wayan Sumadita Ketua DPC Aptrindo mengatakan sudah ada standar operating procedure (SOP) yang mengharuskan setiap sopir truk melarang orang naik ke atas truk, baik ke atas kap apalagi menggandol ke bagian sasis trailer.

Apalagi jika kecelakaan tersebut melibatkan anak-anak yang kebanyakan hanya memikirkan kesenangan tanpa risiko bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Ilustrasi. Anak menggandol truk di simpang tiga Kejapanan. Foto: Temon Prasetyo via WA SS

“Sebenarnya, sopir sendiri pun tidak pernah mengizinkan ada orang menumpang di kendaraannya karena sudah tahu resiko. Yang pertama terkait dengan risiko premanisme, yang kedua adanya risiko kecelakaan pada saat orang itu turun dari kendaraannya, seperti yang terjadi baru saja,” kata Wayan kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu sore.

Adapun jika truk sudah terlanjut dinaiki paksa oleh orang lain, I Wayan mengatakan sudah seharusnya sopir menghentikan laju kendaraannya. “Solusinya ya berhenti, otomatis anak-anak itu akan turun dengan sendirinya, itu yang terjadi selama ini,” ujarnya.

Meski demikian, dia juga mengakui sangat sulit untuk melakukan pengawasan, baik dari perusahaan ke sopir truk, maupun sopir truk ke kendaraannya selama di jalan.

Ilustrasi. Anak usia SMP menggandol pick up di Suramadu. Foto: Aris Tri Susilo via WA SS

I Wayan menyebut fenomena gandol truk itu bahkan sudah jadi tradisi. Meski di sekolah sudah dilakukan edukasi tentang bahayanya, namun seringkali pola pikir anak akan berbeda ketika sudah bertemu teman-temannya di luar.

“Kalau sudah ketemu teman banyak, pikirannya akan berbeda, itu yang membuat mereka sampai berani gandol, karena ada temennya rame-rame. Kalau mereka sendirian rata-rata ga berani gandol, biasanya seperti itu,” ucapnya.

Ilustrasi. Anak menggandol truk di Banyu Urip Surabaya. Foto: Yosi via WA SS

Karenanya, dia menegaskan juga ada sanksi yang bakal diberikan kepada sopir, jika dengan sengaja membiarkan truknya dinaiki atau digandoli orang lain. Karena, menurutnya kejadian di jalan raya otomatis akan jadi tanggung jawab oleh perusahaan sebagai salah satu yang juga dirugikan.

“Tetap sopir itu kita kenakan sanksi, biasanya ada yang antara 25 persen dari seluruh total biaya pengeluaran dari kantor, atau mungkin macam-macam, setiap perusahaan punya SOP yang berbeda,” bebernya. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs