Sudah hampir satu bulan wisata Kota Lama Surabaya dibuka, ditandai dengan soft launching pada 27 Juni 2024.
Wisatawan berdatangan mulai dari dalam maupun luar kota bahkan mancanegara. Animo pengunjung tambah besar setelah grand launching digelar pada 3 Juli 2024.
Kota Lama merupakan bagian dari Surabaya Heritage seluas 128 hektare, yang membagi dan menggabungkan empat zona. Yaitu zona Eropa, Pecinan, Melayu, dan Arab. Zona Eropa menawarkan wisata gedung-gedung tua peninggalan zaman kolonial.
Sedangkan zona Pecinan berada di Jalan Kembang Jepun dengan Kya-Kya sebagai wisata utama dan sudah diresmikan pada September 2022 lalu.
“Zona Arab dan Melayu on going,” kata Hidayat Syah Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya dalam diskusi Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya FM 100, Jumat (19/7/2024).
Zona Melayu dan Arab berada di kawasan Pabean Cantikan dan Ampel. Meskipun belum diresmikan sebagai wisata, kedua kawasan ini sudah menjadi jujugan wisatawan untuk merasakan budaya serta visualnya.
Gedung-gedung yang bisa dinikmati wisatawan di zona Eropa, menurut Hidayat, antara lain, gedung Cerutu, Hotel Arcadia, gedung PTPN XII, gedung PTPN XI, gedung Pertamina, gedung Internatio, dan De Javasche Bank yang menyimpan koleksi uang kuno.
Selain itu juga ada gedung Bank BNI, Kantor Pos Besar Kebonrojo, Taman Sejarah, Jembatan Merah, Pabrik Siropen, Misoa, Pelabuhan Perak, dan lainnya.
Tak hanya sebagai pariwisata, Kota Lama juga menjadi magnet ekonomi dengan puluhan umkm yang mengitari kawasan tersebut. Harapannya, wisatawan yang parkir kendaraan di JMP dan Jalan Kasuari, bisa jalan kaki ke lokasi-lokasi tersebut.
“UMKM banyak di Jalan Mliwis dan Glatik. Sambil jalan kaki, pengunjung bisa mampir kulineran,” kata Hidayat. Termasuk rencana Jalan Karet akan dijadikan area UMKM Kopi Nusantara. Saat ini, konsep area tersebut sudah dimatangkan untuk dieksekusi.
Soal Sampah dan Perahu Wisata
Dalam diskusi 90 menit tersebut, beberapa pendengar Radio Suara Surabaya ikut bergabung dan memberi kritik serta masukan. Terutama mereka yang sudah pernah berkunjung ke Kota Lama.
Seperti Kukuh Nugroho yang menyoroti sampah-sampah di jalur Kalimati dan Kalimalang. Menurutnya, tumpukan sampah tersebut cukup mengganggu.
Menanggapi itu, Hidayat mengatakan sudah ada program dari Wali Kota Surabaya.
“Nanti kita jalankan melibatkan dinas lain seperti DLH, PU, Cipta Karya, serta kerja sama PT Pelindo dan PT Peti Kemas,” kata Hidayat
Tidak hanya kritik, saran juga diberikan para pendengar agar kawasan Kota Lama Surabaya semakin ramai dikunjungi.
Arif misalnya, mengusulkan adanya perahu wisata yang melintasi Kalimas dari area Jembatan Petekan. Menurut Hidayat, hal itu sudah masuk dalam perencanaan dan akan berjalan setelah pembersihan Kalimas.
“Sekitar satu bulan ke depan, konsepnya bisa kita umumkan,” katanya.
Sementara itu, pemerintah kota Surabaya juga mempertimbangkan adanya teatrikal peristiwa sejarah di lokasi tersebut. Sedangkan untuk car free day di Kota Lama, pengadaannya digelar tentatif dengan melihat informasinya di instagram Dinas Lingkungan Hidup @dlh.surabaya. (ham/ipg)