Pemerintah Rusia menyebut perang Israel di Jalur Gaza sama dengan melakukan hukuman kolektif. Hal ini karena jumlah korban meninggal dunia di wilayah itu telah mendekati 40.000 orang.
Sergey Lavrov Menteri Luar Negeri Rusia mengutuk serangan lintas batas yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober
Dilansir dari Antara, Sergey Lavrov menyatakan bahwa Rusia telah secara konsisten melakukan hal tersebut sejak serangan itu terjadi.
Ia menegaskan bahwa perang balasan Israel telah melewati batas dan sekarang menjadi bentuk hukuman kolektif terhadap 2,3 juta warga Palestina di wilayah tersebut.
“Jika menyangkut hukuman kolektif yang melanggar hukum humaniter internasional, seseorang tidak bisa melawan satu bentuk pelanggaran melalui pelanggaran lainnya. Prinsipnya sama di sini,” katanya.
Hizbullah, kelompok paramiliter dan politik Lebanon, telah terlibat dalam serangkaian serangan lintas batas yang meningkat selama berbulan-bulan dengan Israel dalam upaya untuk meningkatkan tekanan pada Tel Aviv agar menyetujui gencatan senjata.
Lavrov mengatakan kelompok itu sangat menahan diri dalam tindakannya, tetapi ada upaya di Israel untuk memprovokasi mereka agar terlibat konflik secara penuh.
Rusia, disebutnya, melakukan segala kemungkinan untuk meredakan ketegangan.
“Baik Hizbullah, pemerintah Lebanon, maupun Iran tidak menginginkan perang besar-besaran dan karena adanya kecurigaan bahwa beberapa kalangan di Israel sedang berusaha mencapai hal tersebut, untuk memprovokasi perang besar-besaran, mencoba melibatkan AS, mencoba untuk mengambil keputusan,” ujar Sergey Lavrov.
Dia menilai sangat buruk jika ada kelompok yang berusaha mendahulukan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan bangsanya sendiri. (ant/saf/faz)