Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung serentak di berbagai sekolah untuk menyambut tahun ajaran baru 2024/2025.
Ahmad Syahroni Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya mengatakan, MPLS harus terus dilaksanakan dengan edukatif dan inspiratif hingga akhir pelaksanaan, untuk memastikan tidak ada perundungan.
“Ini kita semua saling mengingatkan terkait undang-undang ITE dan kekerasan verbal maupun kekerasan fisik. Kita berharap sudah meminimalisir, sehingga mereka itu terbebas dari kekerasan,” katanya seusai memberi sambutan dalam Forum Ta’aruf dan Orientasi Sekolah (Fortasi) SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya di Balai Pemuda, Senin (15/7/2024).
Dengan pelaksanaan yang mendidik dan menarik, berbagai bentuk perundungan akan bisa dicegah. Sebab siswa berada dalan kegiatan positif dan akan terhindar dari kemungkinan hal-hal buruk.
“Ini untuk lebih menguatkan anak-anak kita, supaya ke depan lebih baik lagi,” ucapnya.
Upaya itu, lanjutnya, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, melainkan harus dijalankan dengan sinergitas dari berbagai pihak. Mulai dari sekolah hingga dinas pendidikan atau pemerintah.
“Harus bekerja sama untuk saling menguatkan, semuanya saling terkait, kolaborasi, seperti moto kita Sinergi Kuat Surabaya Hebat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengapresiasi seluruh sekolah yang telah berjuang menjalankan MPLS dengan baik untuk menghindari perundungan.
Termasuk, Smamda yang juga memberikan pengenalan lingkungan sekolah berbeda, yakni dengan turut memberikan pendalaman pada pengetahuan lokal ke-Surabaya-an, dari budaya, kuliner hingga permainan tradisional.
“Saya kira ini sangat inspiratif. Harapannya, sekolah lain juga melaksanakan dengan cara yang inspirarif dan menguatkan apa yang di kota Surabaya ini,” pungkasnya. (ris)