Karangan bunga ucapan dukacita terhadap korban kecelakaan rombongan guru di Tol Solo-Ngawi, memenuhi halaman Yayasan Pendidikan Darul Falah, Kenjeran, Surabaya pada Sabtu (13/7/2024).
Karangan bunga itu tertata rapi di lingkungan Yayasan Pendidikan Darul Falah. Beberapa orang juga sedang berada di depan gedung menunggu kedatangan jenazah korban kecelakaan.
Imroatul Qoyimah salah satu guru di SD Darul Falah yang juga korban kecelakaan mengatakan, semua korban langsung dibawa ke rumah sakit setelah peristiwa tersebut.
“Kemarin itu ambulan dan tim kepolisian langsung datang, membawa ke rumah sakit Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS),” saat Ima, sapaan akrabnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Sabtu.
Akibat kejadian tersebut, enam orang meninggal dunia, 14 orang mengalami luka-luka dan sedang perawatan intens di rumah sakit, sedangkan dua orang lainnya hanya mengalami memar.
Ima, sapaannya, mengalami luka dan bengkok pada jari kelingking kanan serta sobek di atas alis. Saat ini, dirinya bersama rekan yang lain sedang menjalani perawatan di RS UNS.
“Luka di atas alis kata dokter dalam, ini mau dioperasi,” imbuhnya.
Rencananya, jenazah dan sebagian korban dibawa ke kembali Surabaya hari. Sedangkan beberapa korban lainnya yang harus melakukan operasi, masih berada di rumah sakit di Solo Raya.
Sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan minibus dengan truk terjadi Tol Solo-Ngawi, tepatnya di KM 498+800 jalur B, atau dari arah Surabaya menuju Jakarta, Sabtu dini hari sekira pukul 03.30 WIB.
Iptu Budi Purnomo Kanit Gakkum Satlantas Polres Boyolali mengatakan, kecelakaan bermula ketika minibus nopol AG 7710 V melaju dari arah Surabaya menuju Jakarta.
Setibanya di KM 498+800 jalur B, minibus menabrak dari belakang truk tronton nopol H 8593 NG yang bermuatan bata ringan.
Iptu Budi menjelaskan bahwa penyebab kecelakaan minibus yang mengangkut rombongan SDI Darul Falah Surabaya itu masih didalami oleh pihak kepolisian.
“Dugaan awal adalah karena sopir mengantuk. Dugaan kedua rem blong. Tapi untuk dugaan kedua itu, kami pastikan dulu terkait hal ini,” ungkap Iptu Budi saat on air di Radio Suara Surabaya, Sabtu sore. (ris/saf/iss)