Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surabaya diwarnai pendalaman moral, dan kurangi aktivitas fisik tidak bermanfaat.
Di dalam masing-masing kelas, peserta didik baru diperkenalkan dengan etika dan hal baru yang ada di lingkungan sekolah, sebagai bagian materi MPLS di SMA 17 Agustus 1945 (Smatag) Surabaya.
Masih mengenakan seragam putih biru, para peserta didik baru pada Senin (16/7/2018) diajak menyapa kakak kelas dengan panggilan yang lebih hormat, dan tidak sekedar nama semata.
“Ini bagian dari pelajaran etika. Mereka diajak menyapa seniornya dengan kakak, mas atau mbak. Kami memang menekankan pendalaman moral. Ini penting dilakukan karena peserta didik baru merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa,” kata Prehantoro Kepala SMA 17 Agustus 1945.
Selama sepekan hingga Jumat (20/7/2018) peserta didik baru diajak mengikuti berbagai kegiatan yang mengutamakan penanaman nilai moral. Mulai dari ceramah agama, seminar tentang bahaya narkoba hingga bahaya radikalisme disampaikan pada peserta didik baru.
“Justru kami mengurangi kegiatan-kegiatan fisik yang rentan terjadi perselisihan antar siswa dan peserta didik baru, dan kami lebih banyak menggelar kegiatan-kegiatan yang lebih fokus pada pendalaman moral, dan nilai-nilai moral yang lebih bermanfaat,” tambah Prehantoro.
Sejumlah nara sumber dipastikan hadir sebagai nara sumber ceramah dan diskusi untuk peserta didik baru termasuk anggota Polisi dan TNI yang akan memberikan materi tentang bahaya radikalisme di kalangan pelajar.
Senada dengan Prehantoro, pelaksanaan MPLS di SMAN 15 Surabaya juga lebih mengutamakan pendidikan moral bagi peserta didik baru. “Harapan kami para peserta didik baru punya fondasi berpikir dan cara berpikir lebih kuat demi menghadapi tantangan masa depan,” ujar Johanes Mardijono Kepala SMAN 15 Surabaya.(tok/ipg)