Jemaah haji asal Jombang yang tergabung di kelompok terbang (kloter) 62 dilaporkan meninggal dunia di pesawat, tepat satu jam sebelum landing di Bandar Udara Internasional Juanda, Selasa (9/7/2024) sore.
Jemaah bernama Ibu Su (60 tahun) itu sempat mengaku merasakan nyeri di bagian dada sebelum dinyatakan wafat. Sesudah pesawat mendarat, jenazah langsung diantar mobil ambulans BBKK (Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan) menuju RSUD Haji di Sukolilo, Surabaya untuk diproses lebih lanjut.
Abdul Haris Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Ibu Su waktu berada di atas pesawat dalam perjalanan ke Bandara Juanda.
“InsyaAllah almarhumah dalam keadaan husnul khotimah karena pulang dari menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan keikhlasan dan kesabaran,” tutur Haris dalam keterangannya, Kamis (11/7/2024).
Sesudah diproses di RSUD Haji, jenazah Ibu Su kemudian diantar menggunakan ambulans menuju ke RSUD Jombang.
Kemudian, jenazah baru tiba di kediamannya, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang pukul 19.00 WIB. Almarhumah dikebumikan sekitar pukul 20.30 WIB.
Abdul Haris mengatakan, jemaah haji yang wafat di pesawat akan memperoleh dua jenis asuransi. Pertama adalah asuransi Bipih (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) Embarkasi Surabaya yang telah dibayarkan jemaah haji yaitu sekitar 60 juta.
“Kedua asuransi tambahan (extra cover) senilai Rp135 juta yang diberikan maskapai ketika jemaah haji wafat dalam penerbangan,” terangnya.
Haris menyebut, dengan wafatnya Ibu Su, total jemaah yang wafat di Debarkasi Surabaya pada masa pemulangan menjadi empat orang. Sementara jumlah jemaah haji Debarkasi Surabaya yang wafat di tanah suci sebanyak 72 orang dari total nasional 414 orang.
“Dan masih ada lima jemaah Debarkasi Surabaya hingga kini dirawat di rumah sakit di Arab Saudi,” ungkap Haris. (wld/bil/faz)