Sabtu, 23 November 2024

Fakta Soal Amoeba Pemakan Otak Bernama Naegleria Fowleri

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Fotomikrograf yang menggambarkan karakteristik histopatologis yang terkait dengan kasus meningoensefalitis amuba primer akibat parasit Naegleria fowleri, dengan perbesaran 504 kali dan menerapkan teknik pewarnaan antibodi fluoresen langsung (DFA). Foto: phil.cdc.gov/Antara

Naegleria Fowleri adalah organisme bersel satu yang biasanya ditemukan di tanah dan danau air tawar hangat, sungai, kolam, dan sumber air panas di seluruh dunia.

Laporan Medical Daily pada Jumat (5/7/2024) yang dikutip Antara, amoeba pemakan otak ini dapat menyebabkan Meningoensefalitis Amoeba Primer (PAM), sebuah infeksi yang sangat fatal ketika masuk melalui hidung. Ia akan menyebar ke otak untuk menghancurkan jaringan yang ada.

Meski kasusnya jarang terjadi, infeksi ini dapat ditemukan di kolam renang, tempat percikan air, dan air keran yang tidak dirawat dengan baik. Setiap tahun, kurang dari 10 kasus PAM dilaporkan di Amerika Serikat dan hampir semuanya meninggal karena penyakit tersebut.

Dalam dua bulan terakhir, kasus itu sudah ditemukan di India. Seorang anak berusia 5 tahun meninggal akibat infeksi tersebut.

Korban lain bernama Mridul yang berusia 14 tahun dari Kerala bagian selatan, juga meninggal pada Kamis (4/7), setelah berjuang melawan PAM yang diakibatkan oleh Naegleria Fowleri saat mandi di kolam di Kozhikode, Kerala.

Sebelumnya, ada lagi dua korban dari Kerala yang meninggal karena kasus serupa.

Maka dari itu, kita perlu memahami adanya tanda-tanda infeksi PAM sebagai bentuk antisipasi.

Gejala infeksi:

Gejala infeksi pertama yang perlu diperhatikan adalah biasanya muncul dalam waktu seminggu setelah amoeba masuk ke dalam tubuh usai berenang, menyelam, mandi atau bermain di air tawar yang bersifat hangat dan umumnya tergenang.

Penderita akan mengalami sejumlah keluhan seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, kelainan perilaku, kejang hingga perubahan status mental.

Dalam beberapa kasus penderita juga dapat mengalami leher kaku, kebingungan, kurang perhatian terhadap orang lain dan lingkungan sekitar, kehilangan keseimbangan dan halusinasi.

Dikarenakan infeksi ini dapat berkembang dengan cepat, penderita juga dapat mengalami koma hingga kematian setelah amoeba tersebut masuk ke dalam tubuh selama lima hari.

Cara penularan:

Penularan infeksi ini melalui saluran hidung saat kita sedang berenang di air yang terkontaminasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, orang tertular amoeba dari air keran saat membilas saluran hidung, dari air rekreasi yang tidak memiliki cukup klorin seperti bantalan percikan, dan dari taman selancar.

Namun, amoeba tidak dapat masuk ke dalam tubuh dengan menelan air. Infeksi juga tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Cara meminimalisasi risiko penularan:

Hindari berenang di air tawar yang tidak diolah, terutama saat cuaca hangat ketika Naegleria fowleri sedang berkembang biak.

Bila kita terpaksa masuk ke dalam air tawar, peganglah hidung atau gunakan penjepit hidung. Usahakan kepala tetap berada di atas air saat berada di sumber air panas dan hindari menggali di area dangkal yang merupakan tempat berkembangbiaknya amoeba.

Gunakan air keran yang disuling atau direbus untuk membilas sinus atau membersihkan saluran hidung.(ant/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs