Jumat, 22 November 2024

Puluhan Karangan Bunga Penuhi FK Unair dalam Aksi Bela Dekan yang Dicopot Usai Tolak Dokter Asing

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Salah satu karangan bunga untuk Prof Budi Santoso Dekan FK Unair yang dicopot Rektor, Kamis (4/7/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Puluhan karangan bunga memenuhi halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dalam aksi Ksatria Airlangga, membela Prof. Dr. dr. Budi Santoso Dekan FK Unair.

Prof. Bus, sapaan akrab Budi Santoso, dicopot usai menolak rencana Kementerian Kesehatan RI yang akan mendatangkan dokter asing di rumah sakit vertikal Indonesia.

Dalam pantauan suarasurabaya.net karangan bunga itu bertuliskan turut berduka cita, prihatin, atas hilangnya kebebasan berpendapat di dunia pendidikan dan kedokteran, save Prof Bus, dan lainnya.

“Atas hilangnya demokrasi di dunia pendidikan, save Prof Bus untuk Indonesia sehat,” tulis salah satu karangan bunga dari Ikatan Alumni Mata FK Unair, Kamis (4/7/2024).

Ratusan dokter sudah berkumpul sejam sebelum orasi dimulai pukul 12.45 WIB dengan orasi pertama disampaikan Prof. Puruhito mantan Rektor Unair.

Mereka kompak menyanyikan Indonesia Raya dan himne Ksatria Airlangga di depan bendera Merah Putih yang berkibar setengah tiang tanda berkabung.

Salah satu karangan bunga untuk Prof Budi Santoso Dekan FK Unair yang dicopot Rektor, Kamis (4/7/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Diketahui, berdasarkan pesan beredar di WhatsApp (WA), aksi damai Ksatria Airlangga ini membawa dua tuntutan, yaitu mengembalikan Prof Bus sebagai Dekan FK Unair dan memberikan kebebasan berpendapatan bagi seluruh akademisi dan dokter Indonesia.

Aksi ini muncul setelah Prof Bus menerima SK pencopotannya sebagai Dekan FK Unair kemarin sore.

Meski dalam SK tidak dicantumkan alasan pencopotan, tapi alasan itu sudah disampaikan lisan oleh Prof. Mohammad Nasih Rektor Unair kepada Prof Bus.

Alasannya, Prof Bus telah menyampaikan pada media soal menolak kebijakan Kemenkes yang berencana mendatangkan dokter asing di rumah sakit vertikal Indonesia. Pendapat itu dianggap berbeda dengan rektorat.

Sementara rilis resmi dari Humas Unair semalam membenarkan pencopotan Prof Bus alasannya karena kebijakan internal dan demi penerapan tata kelola lebih baik untuk FK Unair. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs