Jenderal Tito Karnavian Kapolri mengatakan tiga terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror di kawasan Kaliurang, Yogyakarta beberapa waktu lalu adalah anggota jaringan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK).
“Kalau yang di Yogya itu (kelompok) JAK,” kata Jenderal Tito, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat seperti dilansir Antara, Senin (17/7/2018).
Ia menambahkan, kelompok JAK berbeda dengan kelompok pelaku teror yang sering berulah di Indonesia, Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Namun JAK merupakan loyalis kelompok JAD serta pro-ISIS.
“JAK ini pendukung JAD,” katanya menjelaskan.
Menurutnya, saat ini Polri tengah gencar menangkap para pelaku kelompok teror.
Terjadi beberapa aksi teror seperti kasus pelemparan bom panci di Indramayu, Jawa Barat dan kasus baku tembak di Yogyakarta merupakan peluang bagi Polri untuk menindak para pelaku teror dan menelusuri keterlibatan sejumlah orang lainnya.
“Mereka melakukan tindak pidana itu membuka pintu bagi kami. Tadinya kami hanya bisa mengawasi (gerak-gerik pelaku). Tapi ketika mereka melakukan pelanggaran hukum, maka kami punya alasan untuk menangkap pelaku dan mengungkap jaringan pelaku,” katanya lagi.
Tito pun mengaku telah mengantongi peta jaringan teroris dan memerintahkan Densus 88 Antiteror Polri untuk gencar memburu para pelaku jaringan teror.
Sebelumnya, Densus 88 baku tembak dengan empat terduga teroris di Kilometer 9 Jalan Kaliurang, Yogyakarta pada Sabtu (14/7/2018). Dalam baku tembak tersebut, tiga terduga teroris tewas. Sementara satu orang berhasil kabur.
Pada pihak polisi, seorang anggota polisi mengalami luka bacok di punggung. (ant/bas/ipg)