Kasus dugaan tindak asusila diduga terjadi di lingkungan Pondok Pesantren AM yang terletak di wilayah Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Buntut kasus tersebut, warga desa sempat memprotes tindak asusila itu dengan memasang sejumlah spanduk berisi kecaman terhadap Ponpes AM.
Pantauan suarasurabaya.net, sejumlah spanduk itu terpasang di depan pintu ponpes dan berjejer di tembok pemakaman seberang pondok tersebut.
“Warga mengutuk keras tindak asusila berkedok pendidikan keagamaan. Usut tuntas dugaan tindak asusila pengurus Ponpes AM,” itu beberapa tulisan spanduk yang dipasang warga.
BS, Ketua RT setempat menjelaskan, banner kecaman itu dipasang warga Kamis (20/6/2024) sore kemarin. Kecaman itu sesudah warga mendapat kabar ada santriwati yang mengalami tindakan asusila diduga oleh pengurus pondok.
“Dia (pengurus Ponpes AM diduga) melakukan pelecehan seksual kepada santrinya, itu yang membuat warga marah,” tutur BS ditemui awak media, Jumat (21/6/2024).
Peristiwa itu, lanjut Budi, terjadi sekitar bulan Januari 2024. Korban yang masih duduk di bangku SMP itu diduga mengalami tindak asusila di lingkungan pondok.
Karena mengalami tindakan itu, BS menyebut korban langsung kabur dari pondok dan menuju kontrakannya yang masih berada di desa tersebut.
Korban kemudian memberitahu pihak keluarga atas kejadian yang ia alami. Dua pekan setelahnya mereka datang ke Mapolresta Sidoarjo untuk membuat laporan.
“Dia (korban) menyampaikan, terjadi pelecehan seksual gitu saja. Korban merasa (kejadiannya) enam bulan yang lalu, dua Minggu setelah kejadian baru dia lapor,” tutur BS.
BS menyatakan, pihak kepolisian hingga saat ini terkesan belum menindak lanjuti laporan korban. Hal itu juga mendorong kemarahan warga untuk memasang spanduk.
Sementara itu, Ustaz C, salah satu pengurus dan pengajar Pondok AM menegaskan tuduhan tindak asusila yang dilakukan oleh pihak pondok adalah fitnah.
“Ndak ada, saya ini sudah dua tahun di sini. Tidak ada demi Allah, saya saksi sendiri,” tegasnya.
Ustaz C menyebut, kegiatan belajar mengajar di pondok tidak terganggu meskipun ada kecaman dari warga setempat. Ia menegaskan pihak pondok tidak menggubris tuduhan tersebut.
“Biar aja, tanggapan pondok tenang. Kegiatan masih berjalan, (di sini) ada sekitar 30-an santrinya,” jelasnya.(wld/iss/faz)