Nemu Ekowati, jemaah haji dari Lamongan, Jawa Timur mengakui penyelenggaraan haji tahun 2024 sudah sangat berbeda dari tahun 2007. Jauh lebih baik. Saat itu dia juga berkesempatan menunaikan ibadah haji.
“Kita harus apa-apa sendiri. Masak sendiri. Harus bawa bekal dari rumah. Kalau sekarang tidak. Kita tinggal menunggu jatah makan saja. Pokoknya jauh banget perbedaannya. Sekarang fokus ibadah,” ujarnya di Mina pada Selasa (18/6/2024).
Fasilitas pemondokan juga sudah lebih baik. Kini ada kasurnya. Dulu hanya beralaskan karpet.
“Kalau kita serba antre itu, kan, wajar, ya,” kata Nemu.
Tenda sudah menggunakan bahan PVC untuk mengurangi panas matahari. Tenda juga sudah dilengkapi AC. Namun karena suhu udara mencapai 43 derajat Celcius, para jemaah masih harus menggunakan kipas dari barang seadanya untuk mengurangi panas.
Sementara itu, jemaah haji Indonesia yang mabit di Muzdalifah mengapresiasi fasilitas toilet baru yang disediakan oleh mashariq. Keberadaan toilet ini dilengkapi dengan fasilitas ramah lansia dan aksesibilitas untuk para jemaah dengan disabilitas.
Samsul, salah satu jemaah asal Surabaya mengaku bahwa toilet yang ada di Muzdalifah bersih. Antreannya juga tidak terlalu padat.
“Alhamdulillah tadi ke toilet, antreannya tidak membludak seperti informasi yang saya dapat tahun lalu,” ungkapnya kepada tim Media Center Haji saat di Muzdalifah, (15/6/2023).
“Tadi saya antar ibu saya ke toilet, toiletnya bagus dan dilengkapi fasilitas untuk lansia,” imbuhnya.
Samsul berharap, keberadaan toilet yang sudah disediakan di Muzdalifah tetap dapat dijaga kebersihannya.
“Enak lah, kalau menurut saya, karena tadi kan masih belum membeludak kayak gini Kalau sudah membeludak, mungkin ya perlu dijaga kebersihannya,” harapnya.
Umar, salah satu perwakilan Mashariq, menyebut bahwa pihaknya telah menambah kurang lebih sejumlah 30 toilet di area Muzdalifah. Penambahan toilet ini diharapkan dapat mengurai antrean penggunaan toilet yang biasanya mengular selama di Muzdalifah.(rst/iss/ipg)