Jemaah haji Indonesia sedang melaksanakan lempar jumrah di Mina pada Senin (17/6/2024). Tempat ini mempunyai sejarah panjang, ketika Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya Nabi Ismail.
Lempar jumrah mengandung artian ketika Nabi Ibrahim sedang melaksanakan perintah Allah, tiba-tiba datang iblis untuk menggoda Nabi Ibrahim agar menghentikan niatnya. Namun dengan penuh keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT, Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT.
Karena itu, Ibrahim kemudian mengambil tujuh batu kerikil dan melemparkannya ke iblis. Inilah yang disebut dengan Jumrah Ula.
Tidak berhasil mempengaruhi Ibrahim, iblis kemudian mempengaruhi Siti Hajar dengan perhitungan seorang ibu pastinya tidak akan sampai hati membiarkan buah hatinya disembelih. Namun Siti Hajar menolak dan melempar iblis dengan batu kerikil. Lokasi pelemparan Siti Hajar itu kemudian dijadikan tempat melempar Jumrah Wustha.
Langkah iblis tidak berhenti. Terakhir iblis tampaknya beralih ke Ismail. Iblis mengira Ismail punya keimanan dan ketakwaan yang masih rapuh, tapi ternyata Ismail menunjukkan perlawanan. Dia kukuh memegang keimanannya dan yakin dengan sepenuh hati apa yang akan dilakukan oleh ayahnya ini adalah perintah dari Allah SWT.
Kemudian Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail bersama-sama melempari iblis dengan batu kerikil yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumrah Aqobah. Allah SWT pun memuji upaya Nabi Ibrahim dan keluarganya karena dianggap berhasil menghadapi ujian.
Iblis yang selalu menggoda manusia untuk tidak menaati perintah dari Allah. Betapa pun kecilnya kadar kebajikan yang akan dilakukan oleh manusia, godaan Iblis ini pasti senantiasa menghadang.
Tiga lemparan di tiga jumrah ini mengingatkan tentang apa yang sudah dilakukan oleh Bapak manusia, yaitu Nabi Ibrahim untuk terus memerangi Iblis.
Jemaah haji rata-rata harus berjalan untuk pulang pergi dari pemondokan menuju ke tempat lempar jumrah kurang lebih 8 kilometer dan itu ditempuh dengan jalan kaki.
Selanjutnya, Selasa (18/6/2024) besok akan dilanjutkan dengan tawaf ifadah.(rst/iss)