Jumat, 22 November 2024

Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, FKM Unair Gelar Aksi Tukar Rokok dengan Susu di Taman Bungkul

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Aksi penukaran rokok dengan susu di area Taman Bungkul, Surabaya oleh Research Group Tobacco Control Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Minggu (9/6/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Research Group Tobacco Control Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) melakukan aksi penukaran rokok dengan susu di area Taman Bungkul, Surabaya, Minggu (9/6/2024).

Santi Martini ketua Research Group Tobacco Control yang juga Dekan FKM Unair mengatakan, kegiatan yang digelar untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024 itu, juga disertai dengan cek kesehatan gratis.

“Ini bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbahaya rokok. Ini merupakan bentuk edukasi dan promosi untuk hidup sehat,” katanya, Minggu (9/6/2024).

Santi mengingatkan, rokok bukan hanya bahaya bagi diri seorang perokok saja, tetapi juga punya dampak buruk bagi orang lain yang terkena paparan asapnya.

Berbagai penyakit kronis, kata dia, dipicu karena rokok, mulai dari hipertensi, kardiovaskular, hingga kanker. Oleh karena itu, dengan faktor risiko yang besar ia mengajak masyarakat untuk mulai belajar berhenti merokok dan mengupayakan lingkungan yang sehat.

“Meskipun sekarang sakit sudah dicover oleh BPJS, tapi kan pengobatannya tidak cuma sekali dua kali, apalagi untuk penyakit tidak menular itu pasti seumur hidup, sampai orang itu meninggal,” jelasnya.

Kampanye tanpa rokok dari Research Group Tobacco Control Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) di area Taman Bungkul, Surabaya, Minggu (9/6/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Ia mengatakan, FKM Unair langsung turun ke lapangan untuk memberikan edukasi, karena menurutnya saat ini tidak cukup untuk menyadarkan masyarakat yang masih merokok hanya melalui kegiatan semacam ceramah atau penyuluhan saja.

“Kadang masyarakat ya bosen kalau melalui cara itu terus, jadi bentuk edukasinya harus beraneka macam,” ujarnya.

Upaya semacam itu, kata dia, akan dilakukan secara berkelanjutan dengan berbagai kegiatan lain, dengan tujuan untuk mengajak masyarakat membiasakan hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.

“Harapannya para prokok itu sadar akan bahayanya, jadi lebih baik segera berhenti, jangan sampai kena semakin penyakit yang sifatnya kronis,” pungkasnya. (ris/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs