Jumat, 22 November 2024

Fashionology UC Surabaya Angkat Masalah Lingkungan hingga Pelestarian Budaya

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Beberapa busana hasil karya mahasiswa Program Studi Fashion Product Design and Business (FPD) Universitas Ciputra (UC) Surabaya memadukan limbah fashion dan budaya batik, di Ciputra World Surabaya, Sabtu (8/6/2024) malam. Foto: Risky suarasurabaya.net

Program Studi Fashion Product Design and Business (FPD) Universitas Ciputra (UC) Surabaya mengusung beberapa isu penting dalam event fashionology tahun 2024.

Yoanita Kartika Sari Tahalele dosen FPD serta ketua event fashionology UC Surabaya mengatakan, isu tersebut yakni sustainability, yang mengangkat masalah limbah di dunia fesyen. Kemudian, isu sosial mengenai gender equality, dan pelestarian budaya.

“Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat dan merancang desain produk untuk menjawab dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut,” katanya di Ciputra World Surabaya, Sabtu (8/6/2024).

Dalam produk fashion itu, kata dia, ada tiga hal yang ditekankan. Pertama, memiliki konsep yang memberikan solusi atas masalah yang ada. Kedua, penuh kreativitas dan inovasi desain. Ketiga, mempunyai sisi komersial atau bisnis dari produk yang dibuat.

Untuk memastikan produk yang bernilai budaya dan ramah lingkungan itu juga memiliki nilai pasar, mahasiswa ditugaskan untuk test market di mall, dengan menerima masukan dari pengunjung.

“Tiap mahasiswa wajib membuat lima karya, di mana tiga karya terbaiknya diperagakan pada fashion show. Tahun ini fashion show diikuti oleh 48 mahasiswa tugas akhir dengan mengusung tema Wastra, Sustainability, Gender Equality, Art Innovation,” ucapnya.

Sementara itu, Marini Yunita Tanzil Kepala Program Studi FPD menjelaskan bahwa busana karya para mahasiswa itu memiliki berbagai jenis, mulai dari gaun pesta, pakaian kerja, pakaian ready to wear, hingga pakaian anak-anak dan aksesoris.

“Ini diikuti juga oleh mahasiswa pertukaran pendidikan dan budaya dari Universitas Malaysia dan China. Universiti TAR UMT Malaysia menampilkan delapan busana, sedangkan Zhejiang Sci-Tech University China menampilkan enam busana,” tuturnya.

Selain fokus pada tugas akhir, karya fashion itu juga melibatkan mahasiswa semester empat mata kuliah commercial design yang menggunakan batik Surabaya. Yang mana, juga merupakan hasil kolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. (ris/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs