Jumat, 22 November 2024

Rektor Unair Jelaskan Maksud Khofifah Sebut Indonesia Emas Dipercepat Jadi 2034

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Prof. Dr. Mohammad Nasih Rektor Unair. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Prof. Dr. Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga menjelaskan maksud Khofifah Indar Parawansa Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unair yang menyebut Indonesia Emas bakal dipercepat dari 2045 menjadi 2034.

Menurutnya, yang diminta Joko Widodo Presiden RI bukan percepatan masa Indonesia Emas 2045, tapi memanfaatkan momentum 10 tahun mendatang demi mencapai target Indonesia Emas.

“Bukan begitu (Indonesia Emas dipercepat), jadi sangat sering Pak Presiden menyampaikan, kalau kita kehilangan di tahun setelah ini, maka Indonesia Emas gak akan bisa kita capai. Untuk bisa mencapai 2045 perlu banyak kesiapan,” katanya, Sabtu (8/6/2024).

Indonesia Emas 2045, lanjutnya, tidak akan tercapai jika 10 tahun mendatang mulai 2024 hingga 2034 tidak dimanfaatkan dengan baik.

“Karena, diperiode 10 tahun ke depan, jumlah penduduk produktif sangat besar, begitu di sini (2024-2034) lepas, maka jangan harap pertumbuhan ekonomi bisa kita jaga dalam posisi bagus,” bebernya.

Besarnya jumlah penduduk usia produktif, sambungnya, harus diarahkan ke pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. “Jadi ini harus kita perbaiki sekarang, jangan menunggu 2045,” imbuhnya lagi.

Untuk menjadi negara maju, kata Nasih, masih banyak syarat yang harus dipenuhi Indonesia. Mulai dari pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi, investasi, dan lainnya.

“Pertama, pendapatan perkapita minimal 13 ribu US Dollar. Kita sekatang masih berada pada posisi 5 ribu sekian, masih sangat panjang pertumbuhan diperlukan. Kalau harus mencapai Indonesia Maju, perlu pertumbuhan 8-9 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi rata-rata kita 5-6 persen aja,” tuturnya.

Persoalan investasi, menurutnya masih banyak yang harus dibenahi tentang birokrasi, karena sampai sekarang masih sering dipandang menghambat investasi.

Termasuk tingkat lulusan pelajar di Indonesia masih rendah, banyak yang jenjang SMP saja tidak tuntas. “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita hanya 8 koma sekian, itu berarti SMP aja gak lulus, gimana bisa produktif,” ucapnya.

Padahal, sambungnya, negara maju harus punya banyak lulusan S2 dan S3. “Kalau hanya S1, riset dan inovasinya kurang,” tandasnya.

Diketahui, pada kesempatan lainnya Khofifah Indar Parawansa sempat menyebut Joko Widodo Presiden RI Januari lalu mengundang Forum Rektor Indonesia (FRI) dan meminta dibuatkan konsep percepatan Indonesia Emas.

“Pak Rektor Unair Prof Nasih menyiaplam 2034. Sudah dibedahkonsepkan di Jakarta bulan lalu, sangat komprehensif,” ujarnya saat sambutan menerima kunjungan Gibran Rakabuming Raka Wakil Presiden terpilih 2024 di kediamannya Kamis (6/6/2024).

Meski hasil bedah konsep, percepatan Indonesia Emas 2034 nantinya menurut Khofifah tidak akan bisa di semua daerah dan sektor.

“Kalaupun tidak di semua sektor, pada dasarnya pendidikan bisa, penurunan kemiskinan, penumbuhan investasi, penumbuhan ekonomi. Penumbuhan ekonomi diharapkan masuk 9 persen,” katanya.

Misalnya Batam, karena pertumbuhan ekonomi sudah tujuh persen, ia optimistis bisa mencapai 9 persen pada 2034 sehingga bisa lebih dulu mencapai Indonesia Emas.

“Tidak susah artinya Indonesia Emas 2045 bisa dicapai 2034 di daerah tertentu,” tandasnya. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs