Pembelian BBM bersubsidi di beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim) dilaporkan sejumlah pendengar Radio Suara Surabaya, kembali mengalami gangguan sehingga menyebabkan antrean panjang, Kamis (6/6/2024) hari ini.
Adapun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dilapokran mengalami gangguan tersebut ada di wilayah Surabaya, Sidoarjo, hingga Bojonegoro.
Taufiq Kurniawan, Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, menjelaskan gangguan dipicu permasalahan sama seperti yang terjadi pada bulan lalu.
Sistem input nomor polisi (Nopol) kendaraan menggunakan alat wireless untuk transaksi subsidi Pertalite dan Solar via QR Code MyPertamina, mengalami masalah jaringan, sehingga ada kenala untuk input nopol kendaraan pelanggan.
“Karena alat kita itu kan wireless ya. Jadi dia harus input nopol terlebih dahulu untuk transaksi subsidi , baik Pertalite maupun Solar. Tapi karena jaringannya sedang terdapat gangguan dari telekom, kami juga paralel konfirmasi (ke pihak Telkom),” jelas Taufiq waktu mengudara mengklarifikasi soal keluhan masyarakat tersebut.
Dia menjelaskan, akibat gangguan jaringan ini, pelayanan sempat tertunda sekitar 10 menit. Namun, kata dia, pihak Pertamina segera mengatasi masalah ini dengan mengubah sistem transaksi menjadi manual.
“Kami sudah menanggulanginya dengan cepat di lapangan dengan cara memanualkan transaksi tersebut. Jadi, masyarakat bisa langsung transaksi sejak 10 menit terjadinya gangguan dan tetap bertransaksi sesuai dengan alokasi atau kuota masing-masing kendaraan yang ditentukan oleh BPH Migas,” tambah Taufiq.
Untuk sementara waktu, transaksi dilakukan tanpa pemindaian QR code dan langsung dicatat oleh petugas. “Pelayanan tetap berjalan meskipun secara manual, dan semua BBM itu kita catat agar tetap tepat sasaran,” ujar Taufiq.
Taufiq juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik jika mengalami kendala serupa. Masyarakat juga diminta untuk melaporkan jika ada SPBU yang belum menyediakan pelayanan manual selama gangguan ini berlangsung. Perbaikan sedang diupayakan agar transaksi bisa kembali normal menggunakan sistem otomatis.
“Kami mohon dibantu untuk menginformasikan kepada kami jika ada keluhan masyarakat (dengan menghubungi nomor aduan 135),” tutup Taufiq.(bil/ipg)