Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, Selasa (28/5/2024), secara resmi mengakui negara Palestina. Kini tercatat total 146 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina.
Menyoroti perkembangan isu Palestina, Fadli Zon Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI memuji langkah ketiga negara Barat tersebut.
”Apresiasi dan dukungan untuk ketiganya, khususnya bagi Kerajaan Spanyol dan Irlandia sebagai negara terbesar dan paling berpengaruh secara politik di Uni Eropa. Dan tentu Norwegia yang merupakan negara damai dan pro perdamaian di Skandinavia,” kata Fadli dalam keterangannya, Rabu (29/5/2024).
Lebih lanjut, mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu mengharapkan negara-negara lain agar segera mengikuti langkah ketiga negara Benua Biru tersebut.
”Bagi negara yang belum mengakui Palestina, ini waktu yang tepat untuk melakukannya. Kami mengapresiasi Slovenia, Malta, dan Perancis yang telah memberikan sinyal positif,” katanya.
Anggota Komisi 1 DPR RI ini juga mendorong Pemerintah Indonesia memainkan peran sentral di ASEAN terkait Palestina.
”Ada dua negara ASEAN yaitu Singapura dan Myanmar yang belum mengakui Palestina. Dalam konteks ini, kita diharapkan dapat memainkan peran kontributifnya,” jelasnya.
Lebih jauh, dalam pandangan Fadli, peningkatan pengakuan bagi Palestina, khususnya dari negara-negara Barat, tak sekadar desakan urgensi realisasi perdamaian dan solusi dua negara, tapi juga ekspresi kemarahan terhadap kebiadaban Israel.
”Betul bahwa pembicaraan damai telah terhenti sejak 2014. Tapi saya melihat situasi sekarang ini dunia sudah sangat jijik atau muak terhadap kekejaman Israel, termasuk dari dunia Barat yang selama ini dinilai sekutu dekat Israel. Kita baru saja melihat tragedi memilukan ketika Minggu (26/5/2024) Israel membombardir kamp pengungsian di Rafah. Tercatat lebih dari 45 terbunuh. Banyak dari mereka terbakar hidup-hidup,” kata Fadli.
Pada sisi lain, politisi yang juga Wakil Presiden Liga Parlemen Dunia untuk Palestina itu menilai bahwa mayoritas komunitas internasional menginginkan Palestina yang berdaulat.
”Jumlah 146 dari 193 negara anggota PBB yang telah mengakui Palestina tersebut tak hanya bermakna angka, tapi itu penegasan bahwa lebih dari 75 persen negara di dunia ini sudah bersama Palestina. Kebenaran tak bisa ditutup-tutupi lagi. AS dan Inggris bisa semakin kehilangan kredibilitas dan reputasinya di level global. Bahkan negara-negara yang belum mengakui Palestina akan kehilangan kompas moral mereka untuk bicara demokrasi dan hak asasi manusia,” tegas Fadli.
Hal lain lagi, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu mendukung peran aktif Pemerintah Indonesia di OKI dalam upaya menjalin dialog soal Palestina dengan Uni Eropa.
”Gagasan dialog OKI dan Uni Eropa terkait Palestina baru-baru ini sangat positif. Tentu kami di parlemen memiliki komitmen mendukung gagasan tersebut. Mengingat DPR akan menjadi Presiden Parliamentary Union of the OIC (PUIC) atau Parlemen OKI tahun depan sekaligus menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensinya, kami akan mengundang secara khusus representasi Parlemen Eropa dalam kerangka menggalang dukungan untuk Palestina,” pungkas Fadli.(faz/ipg)