Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menempatkan sembilan pos di sekitar Masjidil Haram. Keberadaan pos-pos yang tersebar ini diharapkan dapat membantu jemaah haji dan sekaligus menghilangkan kekhawatiran jemaah haji yang kebingungan mencari arah pulang ke pemondokan. Dengan demikian jemaah bisa tenang dan khusyuk dalam melaksanakan ibadah di Masjidil Haram.
Ali Nurokhim Kepala Seksi Pelindungan Jemaah (Linjam) Daerah Kerja Makkah (Daker Makkah) mengatakan, ibadah haji adalah momen yang sangat istimewa dan suci dalam kehidupan umat Islam. Oleh karena itu, persiapan yang baik sangatlah penting agar rangkaian ibadah haji dapat dilaksanakan dengan khidmat dan penuh khusyuk.
Sebagian jemaah haji Indonesia ada yang merasa khawatir salah jalan (tersesat) ketika keluar dari hotel menuju Masjidil Haram. Mereka khawatir lupa arah jalan kembali ke hotelnya masing-masing. Kadang, kondisi ini menggangu ketenangan hati dan jiwa mereka saat beribadah di Masjidil Haram.
“Sebagai ikhtiar memberikan pelindungan kepada jemaah haji selama masa operasional haji, kami telah menempatkan personel ke sektor-sektor pemondokan jemaah di Daker Makkah dan sektor khusus di Masjidil Haram,” ujarnya pada Jumat (24/5/2024).
Petugas yang berada di sektor pemondokan melaksanakan pelindungan jemaah haji Indonesia yang tinggal di hotel. Petugas di sektor khusus melaksanakan perlindungan jemaah haji yang sedang menunaikan ibadah di Masjidil Haram.
“Anggota sektor khusus Masjidil Haram akan selalu siap sedia selama 24 jam,” ujarnya.
Berikut lokasi sembilan pos di sekitar Masjidil Haram yang telah ditetapkan Kepala Sektor Khusus:
- Pos 1 di Terminal Syib Amir,
- Pos 2 di pintu Marwa,
- Pos 3 di area Sa’i,
- Pos 4 di area Tawaf,
- Pos 5 di pintu Babussalam,
- Pos 6 samping kanan tower zam-zam (depan toilet 3),
- Pos 7 samping kiri Tower Zam-zam,
- Pos 8 di sebelah kiri Hotel Darut Tauhid, dan
- Pos 9 di area perluasan Masjidil Haram.
Ali Nurokhim juga mengingatkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan jemaah haji Indonesia agar dapat menunaikan rangkaian ibadah haji secara khidmat dan khusyuk.
Pertama, pastikan identitas jemaah haji Indonesia selalu melekat dan tidak boleh tertinggal apalagi hilang. Misalnya, gelang jemaah yang memuat identitas lengkap jemaah haji. Oleh karenanya tidak boleh ditukar dengan gelang jemaah lainnya.
Kedua, sebelum jemaah haji melaksanakan umrah wajib, sempatkan untuk orientasi sebentar, mengenali hotel yang akan ditempatinya, baik bentuk bangunan maupun tanda-tanda di sekitarnya yang mudah diingat. Jangan lupa foto hotelnya dan membawa kartu hotel yang sudah disiapkan.
“Di dalamnya ada nama hotel, alamat, dan kontak person yang bisa dihubungi bila sewaktu-waktu jemaah haji bingung arah kembali ke hotel,” ujar Ali.
Ketiga, sebaiknya jemaah haji tidak pergi sendirian selama berada di Tanah Suci. Minimal dua orang. Biasakan selalu pamit atau izin kepada ketua rombongan atau ketua regu jika kita meninggalkan rombongan.
Terakhir, jamaah diharapkan tidak panik kalau merasa bingung bagaimana arah kembali ke hotel. Bersikap biasa saja sambil mencari pos-pos yang sudah tertulis di atas. (rst/iss)