Badan Pertahanan Sipil Brasil mengumumkan sebanyak 151 orang meninggal akibat bencana iklim terburuk di Brasil Selatan sejak akhir April lalu, dengan 104 orang lainnya masih dilaporkan hilang.
Sejak hujan lebat mulai mengguyur Rio Grande do Sul, negara bagian paling selatan di Brasil pada 29 April, banjir dan tanah longsor telah menyebabkan sekitar 600.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Dilansir Antara Sabtu (18/5/2024), dalam 24 jam terakhir, jumlah korban jiwa meningkat dari 149 menjadi 151 saat 458 dari 497 kota di negara bagian Brasil itu dilanda banjir parah, termasuk ibu kota Porto Alegre, di mana Sungai Guaiba meluap dan menimbulkan banjir di sebagian besar wilayah metropolitan tersebut.
Menurut laporan terbaru dari badan pertahanan sipil Brasil, lebih dari 2,28 juta penduduk terdampak langsung oleh bencana di negara bagian yang berbatasan dengan Argentina dan Uruguay itu, yang juga merupakan pusat agrobisnis Brasil dan penghasil beras terbesar di Amerika Latin.
Sementara itu, Luiz Inacio Lula da Silva Presiden Brasil, kembali mengunjungi daerah tersebut pada, Rabu (15/5/2024) lalu, dan berbicara dengan mereka yang berlindung di tempat penampungan.
Sang presiden menjanjikan lebih banyak bantuan untuk keluarga-keluarga yang terpaksa mengungsi agar mereka dapat membeli rumah baru.
Selanjutnya, Pemerintah telah membentuk sekretariat khusus di Porto Alegre, yang memiliki kedudukan setara dengan kementerian, untuk mengoordinasikan upaya bantuan dan pemulihan hingga Februari 2025. (ant/sya/bil/faz)