Pemkot Surabaya kembali menerima Anugerah Kota Layak Anak (KLA) Kriteria Utama untuk kali keempat dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menerima trofi KLA dari Yohana Yembise Menteri PPPA di panggung Penganugerahan KLA 2018, di Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Senin (23/7/2018).
Kepada wartawan Risma mengatakan, penghargaan itu bukanlah tujuan utama Pemkot Surabaya. Semua upaya yang dia lakukan agar hak anak-anak di Surabaya terpenuhi.
“Jadi penghargaan bukan tujuan utama. Tujuan utamanya, bagaimana memenuhi hak anak-anak Surabaya, dan mereka bisa berhasil dan sukses,” katanya.
Menurut Risma, anak-anak memiliki hak-hak dasar yang harus dipenuhi. Di antaranya hak pendidikan layak, hak kesehatan layak, dan hak untuk bermain.
Risma terutama menekankan, bagaimana anak-anak di Surabaya bisa bersekolah tanpa harus takut tidak bisa membayar dan takut tidak bisa melanjutkan sekolah.
“Itu yang coba kami agendakan, kami rancang, supaya tidak ada lagi anak Surabaya yang putus sekolah,” katanya.
Risma mengakui, penilaian Anugerah KLA ini sangat kompleks dan sulit dipenuhi. Ada 24 kategori penilaian yang tidak hanya mengacu pada fasilitas belaka.
“Tidak hanya pendidikan, kesehatan, jaringan transportasi dan penyeberangan itu juga dinilai. Bagaimana memperlakukan anak-anak juga masuk penjurian. Pokoknya KLA ini paling angel (susah,red),” ujarnya.
Dia mencontohkan, forum anak yang juga menjadi salah satu hal yang harus tersedia di kota layak anak. Apa yang disuarakan oleh anak di forum itu harus didengar oleh pemerintah.
“Jadi setiap tahun anak-anak (di dalam forum) itu ngasih aku catatan. Mereka pengin bikin apa, itu ada setiap tahun. Itu harus didengar,” katanya.
Risma juga mengakui, saat ini yang sulit dia penuhi untuk menjadikan Surabaya Kota Layak Anak adalah fasilitas yang harus ada di setiap sekolah. Seperti wadah untuk penelitian dan penemuan siswa.
“Terutama yang multitalenta. Misalnya saya harus menyediakan fasilitas untuk bermain musik di setiap sekolah. Lalu fasilitas olahraga juga harus ada di setiap sekolah. Ini yang berat,” katanya.
Selain Pemkot Surabaya, Pemerintah Kota Surakarta juga menerima Anugerah KLA dengan kriteria sama. Kriteria Utama menunjukkan, kota penerima Anugerah KLA mampu menjadi contoh bagi daerah lainnya.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Menteri PPPA dalam keterangan pers yang disampaikan sebelum berlangsungnya acara Penganugerahan KLA 2018.
“Para penerima Anugerah KLA Utama itu unggul dalam melakukan peran mentoring untuk daerah lain. Supaya daerah lain yang sedang mengejar, bisa menerapkan program KLA ini dengan lebih baik,” ujar Yohana Yembise.(den/ipg)