Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur tidak melarang kegiatan study tour sekolah SMA/K asalkan masih di dalam provinsi. Imbauan itu dikeluarkan merespons peristiwa study tour yang terjadi beberapa pekan terakhir hingga memakan korban jiwa.
Aries Agung Paewai Kadindik Jatim mengatakan, kesempatan study tour biasanya digunakan sekolah untuk mengenalkan perguruan tinggi negeri (PTN) dan jurusan yang akan diminati oleh siswa.
Namun, Aries berharap supaya kegiatan study tour diutamakan bisa dilakukan di dalam wilayah Jatim saja. Menurutnya, banyak perguruan tinggi di Jatim yang maju dan berkembang serta memiliki ranking yang cukup tinggi baik di tingkat internasional maupun nasional.
“Kan ada Unair (Universitas Airlangga), Unibraw (Universitas Brawijaya), ada ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), ada Universitas Jember dan UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) dan berbagai universitas lainnya yang luar biasa hasil lulusannya,” kata Aries, Kamis (16/5/2024).
Kecuali, lanjutnya, jika di Jatim tidak ada perguruan tinggi yang bisa memenuhi kebutuhan sekolah untuk study tour, maka ia memaklumi apabila kegiatan itu berlangsung di luar provinsi. Asalkan, punya target sasaran dan manfaat yang jelas.
Meski tidak melarang, Aries menyatakan ada catatan yang harus dipenuhi sekolah. Yakni pihak sekolah harus membuat Standar Operasional Prosedure (SOP) tentang pengawasan seluruh rangkaian kegiatan.
“(Kami) tidak melarang tapi harus dibuat SOP yang jelas dan lengkap serta pengawasan yang melekat dari guru dan sekolah serta laporan berjenjang sampai ke dinas pendidikan,” tegas Aries.
Pria yang juga menjabat Pj Wali Kota Batu itu meminta kepada pihak sekolah supaya dalam pembuatan SOP, seluruh wali murid yang anaknya mengikuti study tour dilibatkan.
Pembahasan SOP itu untuk menyepakati bersama penentuan lokasi study tour yang menghasilkan outcome bagi siswa dan sekolah. Kemudian pendanaan, transportasi yang layak jalan dan driver yang berkompoten.
Berikutnya mengatur soal akomodasi selama perjalanan, pelaporan berjenjang dari cabdin hingga bidang SMA/SMK terkait dan terakhir kepada kepala dinas.
“Terakhir yang terpenting fokus study tour telah mendapatkan rekom untuk diterima,” tegasnya.
Lalu yang tidak kalah penting, lanjut Aries, faktor kondisi kendaraan yang digunakan harus layak jalan sesuai hasil pemeriksaan oleh dinas perhubungan setempat termasuk kondisi kesehatan sopir.
“Saya juga berharap tidak ada pemaksaan pelaksanaan studi banding apalagi bagi siswa dan orang tua yang tidak mampu kecuali mereka ikut dibantu dibiayai melalui bantuan sekolah,” tandasnya. (wld/bil/ham)