Joe Biden Presiden Amerika Serikat mengatakan bahwa dia tidak akan mengirim bom dan peluru artileri ke Israel untuk menyerang kota Rafah di Gaza bagian selatan.
Peringatan itu muncul setelah Israel memulai serangan untuk merebut titik perlintasan perbatasan Rafah dengan Mesir pada Selasa (7/5/2024) setelah Hamas menyetujui proposal gencatan senjata.
“Saya tegaskan bahwa jika mereka pergi ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan secara historis untuk menghadapi Rafah, untuk menghadapi kota-kota yang menangani masalah itu,” ucap Biden dilansir Antara, Kamis (9/5/2024).
Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel, sebelumnya telah berjanji untuk melancarkan invasi darat ke kota tersebut (Rafah) dengan atau tanpa kesepakatan dengan Hamas.
Biden mengakui bahwa senjata AS telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza ketika ia mengeluarkan peringatan keras kepada Netanyahu untuk tidak melanjutkan rencananya untuk Rafah. Di mana sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan dibandingkan dengan populasi kota sebelum perang dengan korban berjumlah lebih dari 200.000 jiwa.
“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” katanya.
Biden telah lama menolak seruan untuk memberikan dukungan militer AS kepada Israel, meskipun seruan tersebut semakin banyak datang dari anggota partainya sendiri.
Dia menegaskan, bahwa meskipun dia mengeluarkan peringatan tersebut, dia akan terus memastikan bahwa Tel Aviv memiliki senjata yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri.
“Kami akan terus memastikan Israel aman dalam hal Iron Dome dan kemampuan mereka menanggapi serangan yang terjadi di Timur Tengah baru-baru ini. Tetapi itu salah. Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri,” ucapnya.
Lebih lanjut Biden menuturkan tindakan Israel di Rafah sejauh ini belum melewati garis merah apa pun yang akan mendorongnya merombak kebijakan di Gaza.
“Saya telah menjelaskan kepada Bibi dan kabinet perang. Mereka tidak akan mendapatkan dukungan kami, jika mereka benar-benar pergi ke pusat-pusat populasi ini,” tandasnya. (ant/man/ham)