Macklemore penyanyi rap (Rapper) asal Amerika Serikat (AS) merilis lagu baru bertajuk “Hind’s Hall. Lagu itu memberi dukungan kepada Palestina serta para pengunjuk rasa di berbagai universitas AS menentang aktivitas Israel di Gaza.
Dilansir dari Antara, Kamis (9/5/2024), lagu “Hind’s Hall” dinamai dari gedung Universitas Columbia yang berganti nama dari Hamilton Hall oleh para mahasiswa yang menduduki untuk mengacu pada Hind Rajab, seorang anak berusia enam tahun yang tewas di Gaza.
“Jika mahasiswa di tenda di halaman/ Menduduki kuad benar-benar melanggar hukum/ Dan alasan untuk memanggil polisi dan regu mereka/ Di mana penghancuran etnis masuk ke dalam definisi Anda, huh?” dia berdendang, merujuk pada tindakan keras polisi terhadap protes.
Selain mengutuk kampanye Israel di Gaza, mahasiswa Columbia meminta universitas mereka untuk melepaskan diri dari perusahaan yang terkait dengan Israel. Itu adalah tuntutan yang telah diulang di kampus-kampus lain di AS.
Minggu lalu, polisi New York menangkap lebih dari 100 orang yang protes di Columbia, termasuk beberapa yang menduduki Hamilton Hall. Lebih dari 2 ribu orang telah ditangkap dalam protes kampus di AS.
Dalam lagu “Hind’s Hall”, Macklemore menggambarkan Israel sebagai negara yang harus mengandalkan sistem apartheid untuk menjaga sejarah kekerasan yang diduduki yang telah berulang selama 75 tahun terakhir.
Selain itu, dia menyatakan mendapat dukungan dari orang-orang Yahudi yang solidaritas dengan protes pro-Palestina.
“Kami melihat kebohongan dalam diri mereka, mengklaim itu antisemitisme untuk menentang Zionis, Saya telah melihat saudara-saudara dan saudari Yahudi di sana dan mendukung solidaritas serta berteriak ‘Bebaskan Palestina’ bersama mereka,” imbuhnya.
Dia menghadapi Joe Biden, mengatakan “darah ada di tangannya”, dan mengatakan dia tidak akan memilihnya lagi tahun ini.
Sebelumnya, Macklemore juga mengkritik industri musik karena tidak cukup vokal selama perang di Gaza.
Ketegangan antara konflik verbal rapper dan konflik nyata di Gaza tidak luput dari perhatian di tempat lain. “Sulit Peduli Tentang Perang Rap di Tengah Perang Nyata,” begitu judul artikel Rolling Stone minggu lalu.(ant/saf/rid)