Jumat, 22 November 2024

Pemimpin Maktab Diminta Pahami Latar Belakang Jemaah Haji Indonesia

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Jemaah haji Indonesia yang mengikuti tarwiyah di Mina sedang menunggu bus di gerbang Maktab 39 yang akan membawa mereka ke Arofah, Selasa (27/6/2023). Foto: Iping suarasurabaya.net

Nasrullah Jasam Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, meminta pemimpin maktab untuk memahami latar belakang jemaah haji Indonesia.

“Para pimpinan maktab diharapkan memahami latar belakang jemaah haji Indonesia, baik dari sisi kultur, pendidikan, usia, jenis kelamin dan profesi,” terang Nasrullah dalam laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Senin (6/5/2024).

Jemaah haji Indonesia terbagi dalam 73 maktab. Maktab adalah pihak ketiga yang diberi amanah Masyariq untuk memberikan layanan kepada jemaah haji.

Untuk menjalankan tugasnya, maktab harus memiliki izin dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Setiap maktab mengutus tiga orang, terdiri atas ketua dan dua wakil. Sehingga, total ada 219 peserta dari 73 maktab yang mengikuti Bimtek.

Pada tahun ini Indonesia mendapat 241.000 kuota, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Nasrullah Jasam mengatakan, dari sisi usia, ada sekitar 45.000 jemaah haji Indonesia yang masuk kategori lansia (65 tahun ke atas).

“Jemaah haji Indonesia sangat beragam. Dari sisi pendidikan ada yang hanya lulusan sekolah dasar, ada juga yang guru besar. Secara kultur juga beragam karena mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Nasrullah.

“Bahkan, secara pengalaman bepergian juga beragam. Tidak sedikit jemaah haji Indonesia yang belum pernah bepergian ke luar negeri,” sambungnya.

Nasrullah berharap, konteks keragaman jemaah haji Indonesia ini bisa dipahami oleh pengurus Maktab. Pemahaman itu penting agar proses pelayanan yang diberikan juga bisa memperhatikan keragaman yang ada. (azw/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs