Sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca di Indonesia, PT. Temprina Media Grafika sebuah perusahaan percetakan bersama Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra (Pusbanglin), salah satu unsur penunjang di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengirimkan 8.484.000 buku ke 14.000 sekolah di berbagai provinsi di Indonesia.
“Alhamdulillah, sejak tahun 2019 sudah diberi kepercayaan dan amanah dari badan bahasa untuk mengadakan pencetakan buku pengayaan pendukung literasi,” kata Sri Mulat Chichi Direktur Temprina Media Grafika di tempat percetakannya, di Wringinanom, Gresik, pada Senin (6/5/2024).
Imam Budi Hutomo Kepala Pusbanglin Bahasa dan Sastra berharap, dengan didistribusikannya buku tersebut, para pelajar bisa gemar membaca dan bisa meningkatkan angka literasi di Indonesia.
“Peningkatan literasi ini tidak bisa kita lihat dalam waktu satu-dua bulan atau satu-dua tahun, tapi nanti akan bisa kita lihat ke depannya seperti apa untuk target angka literasinya,” katanya.
Imam mengatakan, indeks literasi Indonesia dari tahun 2018 hingga 2023, mengalami fluktuasi atau terkadang naik dan turun. Sehingga menurutnya, perlu dorongan agar minat baca bisa konsisten mengalami kenaikan.
“Untuk angkanya juga masih berada di bawah jika dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya. Ini sebuah keprihatinan bagi kita dan sebuah hal darurat bagi bangsa kita, bangsa Indonesia,” ucapnya.
Budaya bangsa Indonesia, kata dia, lebih condong kepada budaya lisan, sehingga gerakan membaca hingga saat ini masih cenderung memiliki angka yang rendah.
Salah satu upaya untuk menjawab masalah tersebut, lanjutya, harus dibenahi dari akar permasalahannya, yakni dimulai dengan buku-buku yang bermutu, sehingga membaca menjadi hal yang diminati.
“Harus menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Salah satunya adalah bacaan-bacaan yang bermutu, yang menyenangkan, agar anak-anak memiliki kegemaran membaca yang baik, itu yang kita harapkan,” katanya.
Ia menyebutkan, ada tiga kriteria buku bermutu, yakni pertama buku yang diminati. Kedua, buku yang memiliki tema dan cerita yang bervariasi. Dan ketiga, sesuai dengan penjenjangan usia.
“Dan tentu dengan mutu percetakan yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang sudah-sudah,” imbuhnya.
Seperti diketahui, upaya peningkatan literasi itu, dalam masa berjalan tahun 2024 ini, total buku yang sudah dicetak ada sekitar 21 juta buku dengan beberapa tempat percetakan lain, seperti Gramedia di Jawa Barat dan Macanan Jaya di Jawa Tengah.(ris/ipg)