Bank Indonesia menargetkan 30 persen nasabah bank nasional di seluruh Indonesia sudah menggunakan sistem pembayaran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) pada akhir 2018 mendatang.
GPN adalah sistem pembayaran yang mengintegrasikan semua kanal pembayaran yang melayani transaksi elektronik di dalam negeri, sehingga semuanya saling terhubung dan bisa diakses di semua mesin.
Untuk memenuhi target tersebut Bank Indonesia akan melakukan peluncuran kampanye GPN secara serentak di 17 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di dalam negeri, termasuk di Jawa Timur.
Yudi Harymukti Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur mengatakan, kampanye GPN untuk meningkatkan kepedulian dan penerimaan masyarakat terhadap sistem yang diinisiasi oleh BI ini.
“Di Jawa Timur kami sudah melaunching GPN ini sekitar Mei lalu, sekarang kami akan melaunching kampanye GPN ini secara serentak dengan daerah lainnya,” katanya dalam pertemuan BI dengan Media di salah satu hotel di Surabaya, Rabu (25/7/2018).
Launching Kampanye GPN ini akan dilakukan di Kantor Perwakilan BI Jawa Timur di Jalan Pahlawan pada Minggu (29/7/2018) mendatang, dimeriahkan dengan berbagai acara pendukung.
“Kami adakan Fun Run sejauh lima kilometer di wilayah sekitar Surabaya. Sementara, 11 perbankan di Jawa Timur juga siap menggelar penukaran kartu debit GPN untuk nasabahnya,” ujar Yudi.
Layanan penukaran kartu debit berlogo GPN dari 11 bank di Jawa Timur akan digelar di empat lokasi. Selain di Kantor Perwakilan BI Jatim, penukaran juga akan dilakukan di Kantor Pemprov Jatim, Kantor Pemkot Surabaya, dan di Pasar Atom.
Kampanye GPN ini akan berlangsung secara nasional sejak Juli sampai Oktober 2018 mendatang. BI berharap, dengan Kampanye ini target GPN secara nasional bisa tercapai.
“Targetnya, akhir 2018 nanti GPN ini menjangkau 30 persen dari total nasabah perbankan di Indonesia, dan minimal satu nasabah memiliki satu kartu GPN,” ujarnya.
Yudi menjelaskan, sistem GPN ini diterapkan bertujuan untuk mewujudkan dua hal yakni interkonektivitas dan interoperabilitas.
Interkonektivitas memungkinkan semua sistem dan infrastruktur teknologi perbankan di Indonesia saling terhubung dan saling memproses.
“Jadi antara sistem dengan infrastruktur (teknologi) semua perbankan bisa saling bicara dan saling memproses,” katanya.
Sedangkan interoperabilitas memungkinkan kartu debit dan kartu pembayaran elektronik perbankan bisa dibaca banyak kanal pembayaran, baik ATM, EDC, maupun payment gateway.
Lebih lanjut Yudi menjelaskan, selama ini kartu debit dan kredit tertentu tidak bisa digunakan di semua mesin EDC. Meskipun diterima, biaya transaksinya akan tinggi.
GPN memungkinkan semua kartu bisa digunakan di semua mesin. Dengan demikian, biaya transaksi menjadi lebih rendah. Dari awalnya tingkat merchant discount rate (MDR) sebesar 2-3 persen menjadi 1 persen.
Secara nasional, saat ini sudah ada 98 bank yang telah mengimplementasikan GPN. BI menargetkan, pada 2020 mendatang, implementasi GPN sudah mencakup semua wilayah di Indonesia.(den/dwi)