Kwai Go aplikasi media sosial berbasis video pendek memperluas pengguna aplikasi dengan banyak reward dan hadiah kepada pengguna lokal yang aktif.
Gagan Gandara Country Manager Kwai Go Indonesia mengatakan, saat ini pengunduh aplikasi Kwai Go di Indonesia sudah mencapai 12 juta pengguna.
“Pengguna yang aktif sudah mencapai jutaan. Kami menargetkan sebanyak-banyaknya pengguna aktif, bukan hanya pengunduh,” ujarnya dalam temu wartawan, Rabu (25/7/2018).
Kwai Go memberikan hadiah sepeda motor kepada pengguna lokal di Jawa Timur. Foto: Denza suarasurabaya.net
Kemarin, Kwai Go menyerahkan hadiah Ramadhan Berbagi Rezeki tahap kedua di Surabaya. Ada tiga pemenang yang mendapatkan sepeda motor. Dua dari Madura dan satu dari Jombang.
Langkah serupa, seperti menggelar pertemuan dengan komunitas pengguna lokal di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Jawa Timur, juga sedang digencarkan oleh Kwai Go.
Gagan mengatakan, hal itu menjadi fokus Kwai Go. Aplikasi video pendek yang bermarkas di Beijing, China, itu, memang menyasar segmen yang lebih luas, tidak hanya anak muda.
“Core pasar kami adalah orang yang memiliki waktu luang lebih banyak. Kalau untuk kota-kota besar seperti Jakarta, orang-orangnya sibuk. Kapan bikin videonya,” kata Gagan.
Banyak reward yang disiapkan oleh Kwai Go untuk menarik minat lebih banyak pengguna. Salah satu yang diandalkan adalah Kwai Poin, di mana poin-poin ini bisa dikonversi dalam rupiah.
Setiap pengguna yang mendapat poin, satu poin nilainya sama dengan Rp1.000. Pengguna bisa mengonversi poin ke rupiah dengan minimal poin Rp10 ribu.
Hasil konversi poin ini akan ditransfer ke pengguna melalui rekening beberapa bank nasional. Menurut Gagan, inilah yang membedakan Kwai Go dengan aplikasi video pendek lain.
Kwai Go, kata Gagan, juga memperhatikan kualitas konten video yang diunggah oleh pengguna. Sistem aplikasi itu, kata dia, bisa melakukan seleksi konten secara otomatis.
Terutama untuk konten-konten yang vulgar, berbau SARA, juga terhadap komentar-komentar yang bersifat bullying, negatif, dan tidak memberikan manfaat.
“Kami juga menempatkan sejumlah kurator konten sehingga video-video terseleksi dengan baik. Begitu ada konten yang berbau SARA atau vulgar, langsung kami blok,” katanya.
Kwai Go, kata Gagan, mendukung penuh langkah pemerintah untuk melindungi anak-anak. Termasuk rencana menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membatasi ponsel dan media sosial bagi anak di bawah 14 tahun.(den)