Sabtu, 23 November 2024

Rahasia Juan, Buruh Tani yang Akhirnya Pergi Haji

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Juan (75), buruh tani asal Probolinggo yang menabung selama delapan tahun untuk berangkat haji. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Juan (75) Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter 28 asal Probolinggo sosok pria yang gigih. Delapan tahun menabung, buruh tani ini akhirnya bisa menunaikan ibadah haji.

Juan bercerita, bagaimana dia mulai menabung untuk biaya haji setelah dia merasa sudah menuntaskan kewajibannya membiayai hidup 8 orang anaknya.

Sedikit demi sedikit, uang hasil kerja sebagai buruh tani dan kerja serabutan lainnya dia sisihkan untuk ongkos pergi haji.

“Kerjaan saya jadi buruh tani di sawah orang, setiap panen dapat Rp2,5 juta sampai Rp3 juta. Saya kumpulkan, kadang saya putar untuk menanam tembakau,” ujarnya ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Kamis (26/7/2018).

Saat tabungannya sudah terkumpul Rp3 juta, Juan meminta bantuan keponakannya agar mendaftarkan haji melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) milik Haji Saiful di Probolinggo.

Haji Saiful bersedia membantunya menguruskan proses pembayaran haji. KBIH itu juga membantu Juan dengan dana talangan KBIH sebagai jaminan di bank.

Untuk melunasi biaya hajinya, Juan mengumpulkan uang dari pekerjaannya. Juan juga tak pernah menolak bila diminta orang untuk bekerja serabutan. Dari memotong kayu, membersihkan kebun, dan sebagainya.

Juan tak pernah malu melakukan pekerjaan apapun. Baginya, yang terpenting pekerjaan itu halal.

Kini dia sudah bisa menutup biaya ONH dengan menjual seekor sapi yang menjadi harta paling berharganya. “Punya sapi terus saya jual untuk nutup ini,” katanya.

Pria ini juga menceritakan, diam-diam dia telah membangun sebuah mushola di dekat rumahnya di Dusun Darungan, Desa Opo Opo, Kecamatan Krejengan, Probolinggo.

Dia memulai dan menyelesaikan pembangunan mushola itu dengan keringat dan uangnya sendiri. Dari mencari batu dan pasir sungai yang dia usung sendiri sedikit demi sedikit.

Lalu, dia membangun mushola dalam waktu empat tahun. Saat ini mushola itu sudah bermanfaat bagi warga sekitar untuk beribadah salat lima waktu, bahkan sudah dipakai untuk Salat Idul Fitri setiap Lebaran.

“Ramai musholanya. Idul Fitri dibuat salat berjamaah juga,” katanya.

Juan juga menceritakan, niatnya pergi berhaji ini dia rahasiakan untuk delapan anaknya. Tapi pada akhirnya anak-anaknya tahu. Seluruh anaknya pun senang dan terharu.

“Kalau saya cerita daftar haji, ya gak boleh sama anak saya. Tapi setelah tahu semuanya senang,” kata Juan.

Juan pergi haji sendiri tanpa keluarganya. Dia berangkat malam ini, Kamis (26/7/2018) bersama kloter 28 menuju Madinah.(bid/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs