Senin, 25 November 2024

Berkat Pendengar SS, Peserta Manasik Lansia Asal Probolinggo yang Hilang di Surabaya Kembali ke Keluarga

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sunarto (85 tahun) warga Probolinggo yang sempat dilaporkan hilang seusai manasik haji di Surabaya, sudah bertemu dengan anggota keluarga, Minggu (28/4/2024). Foto: Suhartono via WA SS

Seorang pria lansia asal Probolinggo yang sempat hilang setelah manasik haji di Surabaya berhasil ditemukan dan kembali ke keluarganya, Minggu (28/4/2024) pagi. Sunarto (85 tahun) sebelumnya hilang saat ziarah di kawasan Ampel, Surabaya bersama rombongan manasik hajinya, Sabtu (27/4/2024) sore.

Laporan kehilangan tersebut awalnya disampaikan, Suhartono (39 tahun) yang merupakan keponakan Sunarto. Kepada Radio Suara Surabaya (SS), Suhartono menceritakan pamannya itu terpisah dari rombongan sekitar pukul 15.00 WIB.

“Jam tiga sore terpisah dari rombongan, sudah tidak ada. Dari pihak travel dan keluarga banyak di Surabaya, mencari (Sunarto) dan mengontak kepolisian setempat,” jelas Suhartono, Sabtu malam.

Dia juga menceritakan, pamannya memiliki ciri-ciri tinggi sekitar 170 centimeter, perawakan sedang, kulit sawo matang, rambut lurus beruban, berjenggot dan kumis tipis, memakai baju batik, celana cokelat, peci putih dan bersandal jepit . Dia juga mengungkapkan, pamannya itu buta huruf dan hanya bisa berbahasa Madura.

“Dia (Sunarto) orang desa, petani nyel, jadi kalau bahasa terlalu tinggi sedikit dia ga paham. Tidak pernah keluar desa, tapi kalau ditanya desanya mana, kemungkinan dia bisa jawab,” jelasnya.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, Tim Suara Surabaya kemudian terus mengulang laporan kehilangan tersebut, serta memposting di laman Facebook @e100 pada, Minggu pagi.

Tak lama berselang, beberapa pendengar SS melapokan melihat seorang pria lansia identik dengan ciri-ciri Sunarto yang tampak kebingungan, duduk di dekat traffic light dekat Viaduk Kertajaya.

“Ciri-cirinya sama (dengan Sunarto), duduk di perempatan (traffic light) dekat Viaduk Kertajaya. Bapak itu seperti kebingungan lalu dibantu sama mas-mas dan penjual koran,” jelas Dwi Kartika pendengar SS.

Sunarto (85 tahun) warga Probolinggo yang sempat dilaporkan hilang seusai manasik haji di Surabaya, saat ditemukan di traffic light Kertajaya, Minggu (28/4/2024). Foto: Command Center Surabaya

Teguh Susilo pendengar SS lainnya juga mengabarkan, pria lansia itu juga sudah dihampiri beberapa petugas Satpol PP yang ada dilokasi. “Saya lihat sudah ditangani petugas Satpol PP, satu mobil truk terbuka itu tadi ada 5-6 orang,” ucapnya.

Begitu dua laporan penemuan lansia yang diduga Sunarto tersebut mengudara, Puguh Sanjaya pendengar SS yang juga Ketua RT 10 Gubeng Kertajaya kemudian menghubungi Radio Suara Surabaya dan mengatakan meluncur ke lokasi yang dekat rumahnya itu.

Sesampainya disana, Puguh kemudian berkoordinasi dengan Bagyo, anggota salah satu anggota Satpol PP pos Gubeng yang ikut mengamankan pria lansia tersebut. “Karena ini dekat dengan rumah saya, akhirnya saya langsung meluncur ke lokasi untuk bantu koordinasi dengan Satpol PP disana,” ujarnya.

Selanjutnya, Bagyo yang juga mengudara di Radio Suara Surabaya mengkonfirmasi kalau lansia yang ditemukan tersebut, ternyata benar merupakan Sunarto yang dilaporkan hilang semalam.

“Ditanya pakai bahasa Indonesia tidak menjawab. Tapi waktu pakai bahasa Madura, menjawab namanya Sunarto, betul. Ini orangnya saya amankan ke Mako (Satpol PP Surabaya),” jelasnya.

Petugas Satpol PP Kota Surabaya waktu berusaha membujuk Sunarto (85 tahun) warga Probolinggo yang sempat dilaporkan hilang seusai manasik haji di Surabaya, untuk dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Surabaya, Minggu (28/4/2024). Foto:Puguh Sanjaya

Laporan ditemukannya Sunarto itu kemudian disampaikan Suara Surabaya ke Suhartono, yang selanjutnya langsung mengirimkan anggota keluarga terdekat untuk meluncur ke kantor Satpol PP Kota Surabaya, di Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Setelah dijemput di Kantor Satpol PP Kota Surabaya, Sunarto rencananya akan langsung dipulangkan ke Probolinggo, karena rombongan manasiknya sebagian masih mencari dan menunggu kabar Sunarto di kawasan Ampel.

Dari kejadian ini, Suhartono juga berharap supaya pamannya yang berangkat 28 Mei mendatang itu bisa ditemani anggota keluarga. Mengingat, Sunarto sebelumnya mendaftar bersama istri yang usia 65 tahun, tapi tidak bisa berangkat bersama tahun ini.

“Mudah-mudahan dengan kejadian ini, pihak Kemenag Probolinggo bisa mendengar. Karena katanya tidak ada celah untuk bisa ikut, (karena antrean) betul,” jelasnya.

“Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Suara Surabaya, khusus nanti saya titipkan biar didoakan bapak (Sunarto) pas di Tanah Suci, supaya Suara Surabaya semakin jaya, maju dan berkembang di udara,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs