Jumat, 22 November 2024

Komisi VII Sesalkan Makin Meningkatnya Impor Migas dari Singapura

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi kilang minyak. Foto: weinvest.net

Mulyanto Anggota Komisi VII DPR RI menyesalkan nilai impor minyak dan gas (migas) nasional dari Singapura semakin hari semakin meningkat. Menurutnya, itu merupakan kabar buruk bagi pengelolaan migas nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan Mulyanto merespons rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor bahan bakar minyak (BBM) menjadi 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura.

“Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ujarnya di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Legislator dari Fraksi PKS itu melanjutkan, perlu adanya terobosan terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di Tanah Air.

Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru. Sementara, rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal, sumber migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang lebih serius menyelesaikan masalah migas. Di antaranya, dengan mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura.

Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas itu, maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Sekadar informasi, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari. Sementara, kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari.

Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.(rid/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs