Muhammad Bobby Afif Nasution Wali Kota Medan membantah mendapat penghargaan sebagai wali kota berprestasi dari Presiden karena hak istimewa seorang menantu.
Menurutnya, penghargaan berupa tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha bagi kepala daerah yang berprestasi kinerja tertinggi berdasarkan hasil EPPD Tahun 2022, dinilai objektif internal maupun eksternal pemerintah, tidak ada kaitannya dengan statusnya sebagai menantu Joko Widodo Presiden.
“Kalau tanya itu, tanya sama yang ngasih (Presiden). Kami kan dikasih dari yang disampaikan (Mendagri) tadi kami dengarkan. Yang tadi kami diberi penilaian. Tentunya nilai itu kan enggak ada faktor tambahan, cara penilaiannya sama (dengan kepala daerah lain). Kalau tanya tentang itu (hak istimewa menantu) ya jangan tanya kepada yang diberi penilaian,” kata Bobby menanggapi awak media usai menerima penghargaan di upacara puncak peringatan Hari Otonomi Daerah di Balai Kota Surabaya, Kamis (25/4/2024).
Diketahui, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 24/TK/Tahun 2024, ada 15 nama kepala daerah yang terpilih menerima. Satu gubernur, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim periode 2024-2029, dan 14 bupati/wali kota.
Selain Bobby, Gibran Rakabuming Raka Wali Kota Surakarta, anak Jokowi juga masuk dalam daftar penerima.
Tapi hari ini, Gibran tidak hadir. Menurut Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri yang mewakili Jokowi memberi penyerahan, Gibran tidak hadir karena sibuk usai ditetapkan sebagai Wakil Presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Tito juga membantah Gibran masuk daftar penerima Satyalancana. Gibran hanya masuk sebagai penerima piagam penghargaan Mendagri berdasarkan Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD).
“Belum ketemu (sama Gibran),” tanggapan Bobby singkat.
Soal penghargaan yang didapat, Bobby mengaku akan menjadikannya motivasi melayani masyarakat.
“Pemerintah itu tentu melayani. Upaya yang kami lakukan selama ini adalah bagaimana optimisasi pelayanan, memudahkan. Menghilangkan unsur-unsur pungli. Itu yang kami tekankan terus-menerus. Bagaimana pelayanan itu mudah, cepat, dan transparan. Mana yang memang ada bayaran ya kami informasikan. Kalau memang tidak ada bayaran kami optimalkan tidak ada lagi pungli penitipan-penitipan itu,” tandasnya. (Lta/azw/rid)