Berolahraga pada malam hari paling bermanfaat bagi orang dengan obesitas, menurut penelitian baru.
Dilansir dari Antara pada Kamis (25/4/2024), studi yang dipublikasikan pada 10 April dalam jurnal Diabetes Care, mencakup data dari hampir 30 ribu orang dengan obesitas, 10 persen di antaranya juga menderita diabetes tipe dua.
Sementara itu tim peneliti menemukan bahwa peserta yang melakukan sebagian besar latihan aerobik mereka antara pukul 6 sore hingga tengah malam memiliki risiko penyakit jantung dan kematian dini yang paling rendah.
“Meskipun kami perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan hubungan sebab akibat, studi ini menunjukkan bahwa waktu aktivitas fisik bisa menjadi bagian penting dari rekomendasi untuk manajemen obesitas dan diabetes tipe dua di masa depan, serta perawatan kesehatan preventif secara umum,” kata Emmanuel Stamatakis profesor aktivitas fisik, gaya hidup, dan kesehatan populasi di University of Sydney.
Meskipun berolahraga pada malam hari bisa memberikan lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang dengan obesitas dan diabetes tipe dua, para ahli menekankan bahwa berolahraga merupakan ide bagus untuk bisa dilakukan kapan pun.
“Ya, dalam dunia yang sempurna, mungkin malam hari adalah yang terbaik, tapi jika kita tidak bisa melakukannya di malam hari, masih ada manfaat bahkan pada waktu lain dalam sehari,” kata Matthew Freeby, endokrinologis dan direktur Gonda Diabetes Center di UCLA Health.
Selain itu menurut para ahli, inilah bagaimana waktu berolahraga dapat memengaruhi hasil kesehatan bagi orang dengan obesitas dan diabetes tipe dua, serta apa yang perlu diketahui sebelum mengubah rutinitas olahraga Anda.
Sementara sebelumnya, penelitian lain telah menemukan hubungan antara olahraga pada malam hari dan manfaat kesehatan tambahan bagi orang dengan diabetes tipe dua.
Namun di balik laporan baru tersebut, para peneliti ingin lebih mengeksplorasi ide ini, khususnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana waktu latihan dapat memengaruhi kesehatan seseorang dalam jangka panjang.
Tidak hanya itu, tim ini juga mengandalkan data dari 29.836 orang yang terdaftar dalam basis data Biobank Inggris. Mereka semua mengalami obesitas, dan sekitar 3 ribu juga menderita diabetes tipe dua. Usia rata-rata peserta adalah sekitar 62 tahun, dan sekitar 53% adalah wanita.
Selama seminggu, peserta terus-menerus menggunakan akselerometer pergelangan tangan sehingga peneliti dapat melacak dengan akurat aktivitas fisik sedang hingga berat (MVPA) setiap orang. Ini mencakup berbagai gerakan yang meningkatkan detak jantung seseorang, mulai dari berkebun atau jalan cepat hingga bersepeda atau berlari.
Dengan menggunakan data ini, penulis studi melihat seberapa sering peserta berolahraga dan menempatkannya ke dalam tiga kategori berbeda berdasarkan apakah mereka melakukan sebagian besar MVPA mereka di pagi hari, siang hari, atau malam hari.
Lalu setelah melacak kesehatan peserta selama hampir delapan tahun, peneliti menemukan bahwa mereka yang melakukan sebagian besar MVPA mereka pada malam hari memiliki risiko kematian akibat semua sebab, penyakit kardiovaskular, dan penyakit mikrovaskular yang paling rendah, yaitu jenis penyakit jantung yang mempengaruhi arteri yang lebih kecil.
Kemudian penulis studi mengungkapkan bahwa temuan ini tercermin pada subset peserta yang memiliki obesitas dan diabetes tipe dua, bahkan olahraga malam hari dalam kelompok ini bahkan lebih terkait dengan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular yang lebih rendah.
Meskipun MVPA pada malam hari terkait dengan manfaat kesehatan terbesar, berolahraga kapan pun dalam sehari masih terkait dengan risiko lebih rendah terhadap peristiwa yang merugikan ini dibandingkan dengan tidak ada latihan aerobik sama sekali.
Di samping itu, studi ini bersifat observasional, yang berarti mungkin rentan terhadap bias, dan tidak membuktikan bahwa berolahraga pada malam hari menyebabkan peluang yang lebih rendah untuk kematian akibat semua sebab, penyakit kardiovaskular, atau penyakit mikrovaskular.
Selanjutnya para ahli pun tidak tahu dengan pasti mengapa berolahraga pada malam hari terkait dengan manfaat-manfaat ini, tapi para penulis menyarankan bahwa aktivitas fisik pada malam hari mungkin menyebabkan penurunan kadar glukosa di pagi hari, yang dapat memberikan manfaat metabolik.
Lebih lanjut, para penulis studi mengatakan bahwa penelitian ini kedepannya harus dilakukan untuk lebih memahami hubungan antara olahraga malam hari dan penurunan risiko kematian dan penyakit jantung, khususnya apakah yang pertama dapat menyebabkan yang terakhir. (ant/sya/saf/iss)