Jumat, 22 November 2024

Kunjungi Kadin Jatim, Investor Belanda Tawarkan Kerja Sama Sektor Pertanian

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Investor Belanda saat melakukan kunjungan ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim), Rabu (24/4/2024). Investor Belanda saat melakukan kunjungan ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim), Rabu (24/4/2024). Foto: Kadin Jatim

Foodventures, salah satu perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pertanian melakukan kunjungan ke Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim), Rabu (24/4/2024). Dalam kunjungannya, mereka menawarkan kerja sama bidang pertanian.

Lennart Knot Business Development Southeast Asia Foodventures mengungkapkan, bahwa Foodventures adalah salah satu perusahaan besar di Belanda yang sudah lama bergelut di bidang pertanian, khususnya green house.

“Kami membawa teknologi pertanian, khususnya greenhouse farming yang sudah ada di Belanda hampir satu abad, ke berbagai negara lain yang belum memiliki ekosistem greenhouse farming. Oleh karena itu perusahaan kami mulai dari Eropa timur, karena di sana belum ada,” kata Lennart dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (24/4/2024).

Saat ini, Foodventures telah memiliki proyek di 10 negara termasuk di Ukraina, Georgia, Kazakhstan, China, Amerika dan Swedia.

“Dan sekarang kami ingin berinvestasi di Asia Tenggara terutama di Indonesia. Indonesia menurut kami merupakan pasar yang paling besar dan paling cocok untuk proyek Foodventures,” katanya.

Atas keinginan tersebut, Foodventures bersama GMBS Business Support tengah membuat visibility study untuk kemungkinan berinvestasi di Indonesia. Kerjasama ini juga diharapkan terjadi transfer teknologi karena nantinya mereka akan menggunakan teknologi pertanian di Belanda.

“Kami mengunjungi beberapa tempat di Indonesia yang cocok, baik dari sisi pasar ataupun lokasi pembangunan greenhouse. Dan hari ini kami sangat senang sekali berkunjung ke Kadin Jatim bertemu dengan sejumlah pihak di Jatim yang terkait dengan pertanian yang bisa membantu kami untuk mencari partner ataupun tempat yang cocok untuk membuat proyek baru,” lanjut Lennart.

Selain itu, ada beberapa pilihan bentuk kerjasama yang akan dilakukan, bisa dalam bentuk supplier, customer atau partner pemasaran dan investasi pertanian utamanya untuk komoditas hortikultura, yaitu sayur dan buah seperti tomat, timun, atau paprika.

“Sebetulnya kami cari dalam semua kategori tersebut. Dan kunjungan ini adalah yang pertama kali, beberapa pihak sudah memberikan kontak dan informasi yang nanti akan dilanjutkan pada pertemuan lebih lanjut,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa Jatim menjadi salah satu pilihan karena wilayah pasarnya cukup besar, jumlah penduduk sangat besar dan menjadi pintu masuk ke Indonesia timur. Apalagi saat ini sudah ada jalan tol ada trans Jawa sehingga distribusi dari Jatim ke Jawa Tengah dan Jawa Barat cukup mudah.

“Untuk nilai investasi, akan kami sesuaikan dengan ukuran dan teknologinya, tetapi kurang lebih Rp 50 miliar untuk satu projek,” ucap Lennart.

Kemudian Maarten Smit Principal Advisor GMBS Business Support menambahkan, saat ini pihaknya membantu Foodventures melakukan pemetaan pasar hortikultura di Indonesia, khususnya hortikultura yang ditanam di greenhouse.

Sementara berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukkan, Jatim menjadi pasar yang cukup bagus untuk budidaya sayur, utamanya Malang. Sedangkan Surabaya adalah kota kedua terbesar di Jawa setelah Jakarta, yang konsumsi, dan daya beli masyarakat juga cukup tinggi untuk menerima produk sayur yang bermutu.

“Kita pun sudah observasi di Jabar, ada keinginan dari konsumen untuk meningkatkan keamanan pangan. Jadi ada produk yang ada residu pestisida. Kita ingin atasi tantangan itu untuk menyediakan makanan yang aman, rasanya lebih enak, teksturnya cocok serta menarik di pasar modern, supermarket, restoran maupun hotel,” ujar Maarten Smit.

Di samping itu, tantangan di Indonesia terutama Jatim adalah kontinuitas produk hortikultura di pasar karena tergantung musim. Untuk itu, kata Maarten, Greenhouse dari Foodventures menjadi solusi karena bisa memproduksi makanan sehat sepanjang tahun untuk masyarakat.

Menanggapi keinginan tersebut, Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim mengungkapkan bahwa ini adalah peluang untuk perkembangan pertanian serta peluang bagi pengusaha dan petani di Jatim untuk bisa belajar teknologi greenhouse dan hidroponik dalam praktik menanam komoditas hortikultura, seperti tomat, timun dan paprika.

“Tentunya peluang bagi pengusaha di Jatim untuk bisa bekerja sama. Mereka dari Belanda ini terbuka, bisa investasi, bisa sewa lahan atau lainnya. Monggo teman-teman di Jatim. Bisa memanfaatkan peluang ini,” tutur Dwi.

Lalu ia mengatakan, teknologi greenhouse dan hidroponik memang terbilang mahal untuk jangka pendek. Namun apabila untuk jangka panjang, lebih menarik sebab produk yang dihasilkan akan lebih produksi dan pasti sebab tidak mengenal musim, sepanjang tahun.

“Apalagi komoditas sayuran hidroponik miliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding komoditas pertanian yang ditanam dengan teknologi yang lain,” tambahnya.

Lebih lanjut proyek ini akan menjadi proyek percontohan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat bahwa teknologi hidroponik jauh lebih sehat dan lebih efisien karena nutrisi yang diberikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

“Penggunaan teknologi hidroponik untuk menghindari iklim dan hama karena saat ini perkembangan hama terus menerus. Sehingga jangka panjang cukup efisien,” pungkasnya.

Sebagai infromasi, dalam kesempatan itu hadir beberapa pejabat penting seperti Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim, Ulya Abdillah Wakil Ketua Umum Bidang Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Kadin Jatim, M. Idrus Yahya Wakil Ketua Umum Bidang UMKM, dan M. Diah Agus Muslim Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi serta Kadin Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, Kota Batu dan sejumlah pelaku usaha di sektor pertanian di Jawa Timur.(sya/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs