Minggu, 24 November 2024

KLHK Perkirakan Perlu Rp22 Triliun Perbaiki Kualitas Air 15 DAS di Indonesia

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Sigit Reliantoro Dirjen PPKL KLHK dalam rapat teknis Festival Pengendalian Lingkungan 2024 di Jakarta, Selasa (23/4/2024). Sigit Reliantoro Dirjen PPKL KLHK dalam rapat teknis Festival Pengendalian Lingkungan 2024 di Jakarta, Selasa (23/4/2024). Foto: Antara

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan dibutuhkan pendanaan sekitar Rp22 triliun untuk melakukan perbaikan kualitas air di 15 daerah aliran sungai (DAS) prioritas di Indonesia.

“Kalau kita total di 15 DAS prioritas itu diperlukan Rp22,6 triliun untuk mengembalikan kualitas air di sungai-sungai tersebut,” kata Sigit Reliantoro Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK dilansir Antara, Selasa (23/4/2024).

Biaya tersebut mencakup beberapa sektor seperti biaya penurunan beban pencemar domestik melalui pembangunan ekoriparian dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), penurunan beban pencemar industri dan pencemar peternakan.

Selain itu, DAS prioritas itu termasuk Ciliwung, Cisadane, Citarum, Brantas, Siak, Asahan, Sekampung, Serayu, Jeneberang, Bone Bolango, Bengawan Solo, Kapuas, Saddang, Musi dan Moyo.

Dirjen PPKL KLHK itu mengambil contoh seperti DAS Citarum untuk melakukan perbaikan di 10 kabupaten/kota yang dialiri sungai tersebut maka estimasi diperlukan sekitar Rp8,3 triliun untuk memenuhi baku mutu kelas dua.

Sementara, data dari Indeks Kualitas Air 2023 untuk DAS Citarum memperlihatkan 13 titik pemantauan memperlihatkan kondisi yang membaik dibandingkan 2022, sebanyak 15 titik berada dalam kondisi yang memburuk dan 43 titik tidak mengalami perubahan status atau tetap.

“Jadi kita bayangkan bagaimana pekerjaan bapak/ibu sekalian untuk bisa menggerakkan Rp8,3 triliun untuk menjawab masalah di satu DAS Citarum,” katanya.

Selain kondisi tersebut, Dirjen PPKL KLHK juga menyoroti sejumlah provinsi yang mengalami perbaikan dan penurunan Indeks Kualitas Air.

Pemantauan tersebut dilakukan di 812 titik, ditambah dengan data yang dipantau oleh pemerintah daerah hingga total pemantauannya menjadi di 5.157 titik, yang memperlihatkan 18 persen titik pantauan mengalami perbaikan kualitas air, 67 persen kualitas tetap dan 15 persen mengalami penurunan.

Tidak hanya itu, provinsi yang mengalami penurunan tinggi Indeks Kualitas Air pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya termasuk D.I. Yogyakarta, Jambi, Bali, Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Timur.

Sedangkan yang mengalami peningkatan cukup baik, di antaranya Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Sumatera Utara dan Banten. (ant/sya/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs