Minggu, 24 November 2024

BI Jatim Perkuat Sinergi untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi di Era Ketidakpastian Global

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Pemaparan materi dalam penguatan sinergi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim yang diadakan oleh Bank Indonesia Jatim di Surabaya, Senin (22/4/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net Pemaparan materi dalam penguatan sinergi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim yang diadakan oleh Bank Indonesia Jatim di Surabaya, Senin (22/4/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Timur memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim.

Di era ketidakpastian global, Erwin Gunawan Hutapea Kepala KPw BI Jatim menyatakan bahwa saat ini perlu ada kewaspadaan khusus untuk memastikan kondisi ekonomi.

Ia menyebut, kewaspadaan pertama adalah soal tekanan nilai tukar mata uang. Menurutnya, pelemahan terhadap rupiah akan memberi dampak inflasi, sehingga akan berpengaruh terhadap stabilitas inflasi.

“Ini yang menjadi fokus kita, kalau kita lihat beberapa negara, tidak hanya Indonesia, nilai tukarnya mengalami defisiasi dibandingkan dengan US Dollar,” katanya kepada awak media di Surabaya, pada Senin (22/4/2024).

“Tapi kalau kita lihat, Indonesia relatif secara rata-rata tingkat deviasinya masih lebih baik dibandingkan beberapa negara,” imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa BI dengan berbagai stakeholder terkait, akan terus berupaya menjaga stabilitas untuk memastikan kondisi perekonomian di Jatim.

Sedangkan untuk kewaspadaan kedua, yakni dari segi impor. Ia mengatakan, tantangan ke depan dalam menghadapi importir bisa lebih berat, mengingat nilai tukar rupiah terhadap dollar saat ini sedang berada di angka Rp16.278.

“Sehingga ini akan menjadi perhatian bersama. Upaya-upaya stabilitas akan terus menjadi fokus BI ke depan,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan pentingnya menggunakan produk dalam negeri, sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

“Tentu, upaya yang kita lakukan seperti kampanye bangga menggunakan produk buatan Indonesia. Itu terus dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Sekarang produk kita sudah bagus, tentunya ini kita akan mengurangi permintaan,” pungkasnya.(ris/azw/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
31o
Kurs