Usai Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan harga gula serentak menjadi Rp17.500 per kilogram, membuat sejumlah pedagang Surabaya tidak belanja stok.
Pantauan suarasurabaya.net di Pasar Pucang Surabaya, sejumlah pedagang tidak punya stok gula kemasan maupun curah. Kalaupun ada gula curah, dijual Rp18.000 per kilogram.
“Gak cuma kemasan, curah naik juga Rp18.000, biasanya Rp16.000,” kata Romli salah satu pedagang peracangan, Jumat (19/4/2024).
Sementara Ismail, pedagang lain, justru memilih mengosongkan stok karena gula curah sudah mahal ditingkat agen. Sementara gula kemasan yang biasa dibeli di supermarket juga selalu habis.
“Belinya aja Rp18.000 belum jualnya. Dulu cuma Rp16.500,” katanya.
Di Pasar Tambahrejo juga sama, gula curah dijual seharga Rp18.000, menurut Irul, berlangsung sejak sebelum puasa Ramadan.
“Gak tahu, kenapa, mungkin karena puasa, kalau tidak begitu gagal panen karena hujan,” imbuhnya.
Terpisah Devie Afrianto Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyebut, kebijakan Bapanas berlaku untuk gula kemasan.
“Memang, ada surat Bapanas tentang relaksasi harga sejak lima April,” katanya.
Untuk gula curah, lanjutnya, sesuai dengan Siskaperbapo Rp16.500 per kilogram di semua pasar, artinya tidak terdampak.
“(Relaksasi hanya untuk) gula kemasan,“ imbuhnya.
“Yang Rp16.500 (di laman Siskaperbapo) itu harga rata-rata di pasar yang kemungkinan gula curah. Siskaperbapo kan sumber datanya dari survei di pasar,” tandasnya. (lta/ipg)
View this post on Instagram