Justin Trudeau Perdana Menteri Kanada mengumumkan pemerintahannya menyiapkan investasi senilai 2,4 miliar dolar Kanada atau setara Rp28 triliun untuk mempercepat pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
“Pengumuman ini adalah sebuah investasi besar untuk masa depan kita, masa depan para pekerja, dalam memastikan bahwa setiap industri dan setiap generasi memiliki alat untuk sukses dan sejahtera dalam perekonomian di kemudian hari,” kata Trudeau dikutip Antara, Senin (8/4/2024).
Investasi ini akan dialokasikan untuk beberapa target guna memajukan pertumbuhan industri dan teknologi AI sekaligus meningkatkan produktivitas bisnis.
Sementara, mayoritas dari dana investasi itu, sebesar dua miliar dolar Kanada (Rp23 triliun) akan dialokasikan untuk peningkatan infrastruktur komputer maupun teknologi.
Sedangkan, 200 juta dolar Kanada (Rp2,3 triliun) akan diinvestasikan kepada perusahaan rintisan di bidang AI untuk mengembangkan teknologi tersebut di sektor penting, di antaranya pelayanan kesehatan, agrikultur, hingga manufaktur.
Kemudian, 50 juta dolar Kanada (Rp584 miliar) digunakan untuk membantu pelatihan para tenaga kerja yang lapangan pekerjaannya terganggu oleh kehadiran teknologi itu. Lalu, terkait dana lainnya akan dimanfaatkan untuk membantu perusahaan kecil dan menengah dalam mengadopsi penggunaan AI.
“AI akan membantu kami membangun masa depan yang lebih adil dengan lebih banyak pekerjaan, lebih banyak pertumbuhan, dan bahkan lebih banyak rumah. Itulah yang kami fokuskan. Keadilan untuk setiap generasi,” kata Trudeau.
Menurut survei yang dilakukan Leger, penggunaan AI di Kanada mengalami peningkatan meskipun terdapat kekhawatiran mengenai ancaman dari teknologi itu.
Sebelumnya, pada bulan Februari, hasil survei menemukan bahwa 30 persen penduduk Kanada telah menggunakan AI atau meningkat 25 persen dibandingkan satu tahun lalu.
Lebih lanjut, Trudeau mencatat bahwa industri inovasi dan teknologi merupakan sektor dengan bayaran tertinggi di negara itu. Selain itu, permintaan untuk tenaga kerja dengan keterampilan AI juga meroket pada tahun lalu, karena perlombaan global untuk memanfaatkan teknologi tersebut semakin intens. (ant/sya/bil)