Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta masyarakat lebih bijak untuk memastikan kembali kelistrikan rumahnya menyambut momen mudik Lebaran, baik yang dtinggal maupun menerima tamu.
Hal itu disampaikan Laksita Rini Sevriani Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, berkaca dari adanya 10 kejadian kebakaran rumah pada Lebaran tahun lalu.
Beberapa penyebabnya, mulai dari korsleting listrik hingga adanya peralatan elektronik yang masih dalam kondisi tercolok di stop kontak, dan ditinggal dalam waktu lama.
“Kebakaran tadi malam ada juga di Pelemahan (Kedungdoro) ya, (penyebab) sepelenya karena cas handphone. Jadi warga itu kadang lupa, habis cas, handphonenya dicabut tapi casnya tidak, sehingga kena kasur, karena mungkin panas, akhirnya menimbulkan api,” kata Rini di program Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya, Jumat (5/4/2024).
Selain itu, Rini juga minta warga waspada terkait penggunaan stacker listrik secara berlebihan pada satu stop kontak, yang biasanya terjadi saat menerima tamu baik menginap maupun tidak.
“Takutnya itu stakernya cuma satu kemudian disambung-sambung. Karena banyak keluarga, banyak tamu, akhirnya stackernya banyak di situ. Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat Surabaya janganlah dilakukan seperti itu, karena akan menimbulkan arus pendek,” bebernya.
Kepala DPKP Kota Surabaya itu juga menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ada sosialisasi terkait hal ini, disusul Surat Edaran Wali Kota agar masyarakat termasuk tempat usaha dan perkantoran, lebih aware dengan aliran listrik.
“Tapi kita sudah ada 25 lokasi, rayon, kantor dan pos-pos (pemadam kebakaran) yang nanti bisa membantu masyarakat untuk menjaga, InsyaAllah lah Surabaya aman,” pungkasnya. (bil/ipg)