Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya gelar kerja sama bidang teknologi, Engineers in Action (EiA) 2018 antara ITS Surabaya dan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Taiwan.
Bertempat di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat ITS, kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, diikuti oleh 15 mahasiswa dari NTUST dan 19 mahasiswa dari ITS.
Program tahunan yang akan berlangsung hingga 18 Agustus 2018 ini merupakan rancangan dari Direktorat Hubungan Internasional atau International Office (IO) ITS.
Prof Jhy Chern Liu, Dekan NTUST menyampaikan kegembiraannya terhadap terselenggaranya program EiA 2018 ini.
Menurutnya, kegiatan ini memberikan banyak manfaat dalam peranan kedua perguruan tinggi sebagai kampus teknologi. “Kolaborasi antara ITS dan NTUST ini kami harapkan akan semakin terjalin kuat,” terang Liu.
Prof Joni Hermana Rektor ITS menyambut baik kegiatan ini dan para peserta akan diajak untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
“Bukan memberikan hal yang besar tetapi yang lebih penting adalah memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, itulah yang ingin ditanamkan dalam EiA 2018 ini,” terang Joni Hermana.
Tentang EiA 2018, Dr Maria Anityasari ST ME, Direktur Hubungan Internasional ITS menjelaskan bahwa program kali ini mengangkat topik Community Development atau pengembangan masyarakat menggunakan metode project based learning (PbL) atau model pembelajaran yang berbasis proyek.
Peserta dari ITS dan NTUST yang telah digabung kemudian dibagi menjadi enam kelompok. Masing-masing dihadapkan pada real problem atau permasalahan nyata yang harus mereka observasi, diskusikan dan temukan solusinya. “Sebagai engineer kita harus menjadi bagian dari solusi,” kata Maria Anityasari.
Lebih lanjut, Maria menambahkan permasalahan yang akan dihadapi di antaranya mengenai sistem drainase, penyediaan air minum, dan permasalahan septic tank yang terjadi di wilayah Lebak Rejo, Surabaya.
“Nantinya setiap kelompok juga akan dibantu oleh dosen ITS sebagai fasilitator yang akan siap membantu dan membimbing,” lanjut Maria.
Maria berharap dengan adanya program ini para peserta dapat memperoleh pengalaman dan pemahaman dalam melihat serta menangani permasalahan yang terjadi di masyarakat.
“Tak hanya fokus menangani masalah, namun masing-masing peserta juga dapat merasa senang dengan berbagai kegiatannya dan terjalin hubungan pertemanan yang baik,” pungkas Maria.(tok/ipg)